Miris, 4 Desa di Siulang aling Tak Punya Akses Jalan

Saat kunjungan Anggota DPRD Madina Teguh W Hasahatan dan warga desa menggunakan jasa perahu mesin tempel, tak ada jalan darat, hanya bot alat transportasi warga lewat sungai menuju Desa Siulang aling. fhoto : Istimewa.
Saat kunjungan Anggota DPRD Madina Teguh W Hasahatan dan warga desa menggunakan jasa perahu mesin tempel, tak ada jalan darat, hanya bot alat transportasi warga lewat sungai menuju Desa Siulang aling. fhoto : Istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Kondisi Siulang aling benar-benar ‘mengerikan’. Tragis. Tak ada jalan darat di sini. Satu-satunya transportasi warga hanya dengan mengandalkan perahu mesin tempel melalui sungai.

Siulang aling berada di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kab. Madina. Di sini, ada empat desa: Desa Ranto panjang, Lubuk kapundung I, Lubuk apundung II dan Hutaimbaru, Kec. Muara Batang Gadis, Kabupaten Madina,

“Benar, sampai saat ini di Siulang aling samasekali tidak ada jalan darat. Jalan satu-satu ke Siulang aling via sungai dengan kendaraan robin atau bot,” ujar H. Amiriddin Nasution, mantan anggota DPRD Madina dua periode dari PPP, menjawab wartawan, Selasa (6/12/2022).

Ditegaskannya, masyarakat di sana sampai saat ini belum merasakan nikmatnya kemerdekaan dengan transportasi seperti yang dinikmati warga desa lain.

“Kalau.memang pemerintah ingin membangun jalan ke daerah Siulang aling berjarak sekira 33 km,” ujar H. Amiriddin Nasution.

Iskandar Hasibuan, SE, mantan anggota DPRD Madina periode 2009-2014, berdiskusi dengan sejumlah anggota DPRD Madina, termasuk Arsiddin Batubara, SE, Mi dari Partai Golkar.

Membangun akses jalan dari Tabuyung ke Siulang aling meliputi Hutarimbaru, Lubuk kapundung I dan Lubuk kapundung II serta Ranto panjang.

Read More

Dia juga berbicara dengan Teguh W. Hasahatan Nasution, SH, anggota DPRD Madina dari PDI Perjuangan. Mereka telah berupaya memberi gambaran kepada pemerintah secara bersama-sama.

Menurut Warga, Dengan engan tidak adanya akses jalan darat antara desa dengan ibu kecamatan, menjadi salah satu lambannya pembangunan maupun perputaran perekonomian masyarakat desa.

“Kami selalu berharap ada perhatian pembangunan jalan menuju desa kami, sejak lama kami berharap, namun hingga sampai sekarang belum ada tanda-tanda diperhatikan, “ujar warga.

(Syahren)

Related posts