Tips Berpuasa Bagi Pengidap Diabetes

(Foto: Ilustrasi)

WARTAMANDAILING.COMMenahan rasa lapar dan haus selama bulan suci Ramadhan menjadi tantangan bagi pasien diabetes (diabetesi).

Pasalnya, pengidap  harus mengubah pola makan dengan tetap mengontrol kadar gula darah, serta menggunakan insulin secara tepat.

Di saat menahan lapar dan haus dalam berpuasa, penderita diabetes tipe 2 memiliki resiko terjadinya hipoglikemia, dan ketika berbuka puasa mereka terpapar resiko meningkatnya kadar gula darah.

Tidak jarang, sejumlah diabetesi memilih tidak menjalankan puasa secara penuh karena rasa tidak nyaman yang dialaminya.

“Semua diabetesi yang ingin berpuasa, wajib konsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan puasa. Konsultasi pre-Ramadhan diperlukan untuk memastikan apakah diabetesi beresiko atau tidak untuk melakukan puasa. Diabetesi yang berpuasa sebaiknya mendapatkan edukasi dari dokter sebelum puasa,” kata praktisi kesehatan dr Adeline Devita saat acara Nutrisi Tepat Persiapan Berpuasa Bagi Diabetesi.

Lantas kondisi diabetesi seperti apa yang aman dan tidak aman untuk menjalankan puasa Ramadhan?

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi diabetasi aman berpuasa. Berikut ulasannya.

Read More
  1. Kadar gula darah terkontrol (gula darah puasa 80 – 126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80 – 180 mg/dl).
  2. Tidak menggunakan suntikan insulin lebih 2x sehari.
  3. Faal hati atau liver baik.
  4. Tidak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat.
  5. Tidak ada kelainan pembuluh darah jantung.
  6. Cadangan lemak tubuh cukup.
  7. Tidak ada kelainan hormonal lain.
  8. Tidak demam tinggi.

Diabetesi yang sebaiknya tidak berpuasa, ialah;

  • Diabetesi tipe 1 yang sulit terkendali.
  • Diabetesi yang menggunakan suntikan insulin lebih 2 kali perhari.
  • Diabetesi tipe 1 atau 2 yang gula darahnya tidak terkendali.
  • Diabetesi yang sedang hamil.
  • Diabetesi usia lanjut yang diperkirakan sulit memahami komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul.
  • Diabetesi dengan penyakit penyerta yang berat, seperti gagal jantung, stroke atau darah tinggi yang tidak terkontrol.
  • Diabetesi dengan riwayat hipoglikemia berulang.

Sumber: Sindonews.com

Related posts