Balita Pengidap Hidrosefalus Asal Madina Butuh Perhatian Pemerintah

Riski Juniarti, balita pengidap hidrosefalus asal desa Pastap Julu butuh perhatian pemerintah dan uluran tangan dermawan [fhoto: Syahren]

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Seorang balita berusia dua tahun bernama Riski Juniarti warga Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) penderita Hidrrosefalus butuh perhatian pemerintah dan uluran tangan dermawan.

Terlihat memprihatinkan, kondisi bayi perempuan ini semakin mengenaskan. Pasalnya, buah hati Risnauli itu hanya bisa terbaring lemas karena penyakit yang dideritanya.

Ibunda Riski Juniarti, Risnauli saat ini sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari pemerintah. Balita yang menderita hidrosefalus itu dirawat sendirian tanpa adanya sang suami yang menemani.

Risnauli (28) kepada Warta Mandailing, Rabu (10/8/2022) menuturkan, anaknya Riski Juniarti mengidap penyakit sudah berjalan sekitar dua tahun. Kondisi itu diketahui saat Riski masih berumur tiga bulan.

“Anak saya lahir dengan normal, di umur tiga bulan tampak ada benjolan di kepalanya hingga membesar. Dengan kondisi demikian saya sudah berupaya untuk membawanya berobat ke puskesmas dan juga orang pintar,” ungkapnya.

Satu tahun lalu, kata dia, dirinya sudah sempat membawa anaknya tersebut berobat ke kota Medan. Namun karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan, akhirnya memutuskan untuk kembali pulang.

“Di rumah sakit Medan, diagnosa dokter anak saya mengidap penyakit hidrosefalus, dengan jenis penyakit seperti ini tentu perlu penanganan yang cukup serius, namun karena keterbatasan biaya akhirnya saya memutuskan untuk pulang,” Risnauli menjelaskan.

Read More

Risnauli berharap adanya bantuan dari para dermawan serta pemerintah agar Riski Juniarti mendapatkan pengobatan yang terbaik.

“Orangtua mana yang tidak berharap untuk kesembuhan anaknya dan memberikan pengobatan terbaik, tapi bagaimana saya membiayai pengobatan, sedangkan saya sendiri tak punya suami dan bekerja yang hanya berpenghasilan cukup untuk makan,” keluhnya.

Risnauli juga sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial agar kiranya dapat membantu meringankan beban dalam hal biaya pengobatan Riski Juniarti.

Terpisah, Kepala Desa Pastap Julu, Ali Musa Manto menuturkan, balita pengidap penyakit hidrosefalus anak dari Risnauli yang ditinggal suaminya itu sudah disampaikan ke pemerintah kecamatan.

Diakuinya, Risnauli memang tidak terdaftar sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH), namun untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersumber dari Dana Desa, kata Kades, diikut sertakan.

Sementara, Camat Tambangan, Muslih S.Sos menjelaskan, bahwa keluarga Riski Juniarti bocah pengidap penyakit hidrosefalus dari keluarga yang kurang mampu tersebut, memang membutuhkan perhatian dan penanganan serius.

“Kita sangat berharap kepada para dermawan dan pemerintah, khususnya Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk dapat membantu biaya pengobatan anak kami yang mengidap penyakit ini,” pinta Muslih. (Syahren)

Related posts