WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Kisah pilu dialami oleh seorang pria di kecamatan panyabungan barat, kabupaten Mandailing natal (Madina), yang menderita lumpuh sejak umur 14 tahun dan kini hanya bisa terbaring lemas di atas kasur tempat tidur.
Pria tersebut bernama Mauli (29) anak dari ibu Rani (69) yang tinggal di Desa Batang Gadis Julu, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal. Rabu, 7/9/2022.
Pantauan awak media, anak bungsu ibu Rani tersebut kondisinya sangat memprihatinkan, dengan kondisi yang lumpuh, ia hanya bisa terbaring di atas kasur kusuh diruang rumahnya, badannya pun tampak sangat kurus.
Dengan kondisinya yang sangat lemah, Mauli tidak bisa melakukan aktivitasnya sendirian, untuk minum dan makan saja ia harus dibantu oleh orang tuanya, ia juga kesulitan untuk berkomunikasi.
Kondisi Mauli tersebut sudah ia alami sejak dirinya berumur 14 tahun, kondisinya tak kunjung membaik lantaran ibu Mauli tak punya biaya untuk membawanya berobat ke dokter.
Rani Menceritakan, anaknya mengalami lumpuh sejak usia 14 tahun lalu, awal sebelumnya Mauli terjatuh saat memanjat pohon bersama teman-teman seusianya.
“jatuhnya Mauli dari pohon saya ketahui saat pulang dari sawah, selanjutnya Mauli saya bawa berobat ke dukun kampung, sebab ke medis saya tak punya uang, “ujarnya dikediamannya.
Sudah 15 tahun Mauli anak bungsunya mengalami kelumpuhan, kondisi Mauli semakin parah, lantaran orang tuanya tidak memiliki biaya untuk berobat, alhasil kini Mauli hanya dirawat seadanya di rumah oleh orang tuanya, sementara ibunya hanya seorang diri mengurus dan merawat serta mencari nafkah buat mereka.
“Selain lumpuh, Mauli juga sudah dua minggu mengalami sakit perut, saya tidak punya biaya untuk membawanya berobat, Bpjs kami tak punya, Sementara untuk menutupi biaya makan kami setiap harinya, saya harus pintar membagi waktu ke sawah dan juga mengurus Mauli, 15 tahun sudah saya sendirian merawatnya disini, “ucapnya sembari menitihkan air mata.
Sehari-harinya, ibu Mauli bekerja sebagai buruh tani, dirinya pun mengaku kini hanya bisa pasrah dan berharap ada keajaiban agar sang anak sembuh kembali.
(Syahren)