WARTAMANDAILING.COM, Medan – Hidup dengan kondisi tubuh yang tidak sempurna tentu menjadi ujian tersendiri bagi penyandang disabilitas, mereka terbatas dalam beraktivitas, tidak seperti manusia yang lengkap anggota tubuhnya. Hal itu karena kaki atau tangan mereka mengalami keterbatasan sehingga untuk beraktivitas mereka harus menggunakan alat bantu untuk menyambung kembali asa kehidupan.
Penyandang disabilitas ini berangkat dari berbagai latar belakang yang berbeda, ada yang cacat bawaan, ada pula karena kecelakaan kerja dan lalulintas.
Hal itu seperti yang diakui salah seorang penyandang disabilitas yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak untuk bisa menyambung hidup. Namanya Sakti Pajar (34) asal Desa Rao Rao Dolok, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal itu menjadi disabilitas setelah ia mengalami kecelakaan tragis saat dirinya aktif sebagai pedagang ember keliling 12 tahun yang lalu.
“Ini akibat kecelakaan, kaki saya terpaksa harus diamputasi, “kata Sakti kepada Wartamandailing lewat pesan WhatsApp saat menunggu antrian pemasangan kaki palsu di kantor Yayasan Sosial Moral Sejati Nusantara Abadi, Medan, Senin (29-1-2024).
Pemuda yang belum menikah ini kehilangan satu kakinya membuat ia hampir putus asa, namun setelah dirinya mendapat bantuan becak dari rekan-rekannya penjual ember keliling, ia berusaha untuk bangkit kembali menata dan melanjutkan hidup. Asa Sakti Pajar berangsur-angsur pulih setelah dirinya dinyatakan mendapat bantuan kaki palsu dari Yayasan Tuna Daksa jakarta.
“12 tahun sudah berlalu kaki diamputasi, kini, senang rasanya mendapat bantuan kaki palsu, semoga dengan adanya alat bantu tubuh ini bisa membuat kami lebih mandiri lagi, “ujar pemuda yang tinggal serumah dengan saudara kandungnya ini.
Hal senada dengan Zulkifli warga Desa Tambangan Pasoman, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal yang juga salah satu penerima manfaat bantuan, menurut Zulkifli bantuan kaki palsu ini dapat mengembalikan kepercayaan dirinya pasca kehilangan kaki sebelah kanan 12 tahun lalu karena kecelakaan lalulintas.
Menurut Zulkifli kakinya tidak bisa ditolong karena tulang kakinya mengalami kerapuhan setelah kecelakaan sehingga kaki terpaksa diamputasi.
“Dengan adanya bantuan anggota tubuh ini dapat membangun dan membuat kepercayaan diri kami tumbuh kembali, kami ucapkan Alhamdulillah dan terimakasih kepada Yayasan Sosial Moral sejati dan juga para relawan sosial, “ungkapnya.
fhoto : Risnal Siregar warga Padang Sidempuan dapat bantuan kaki palsu.
Diketahui, dari tahun 2022-2023, Yayasan Tuna Daksa Jakarta yang bekerjasama dengan Yayasan Sosial Moral Sejati Nusantara Abadi telah menyalurkan sekitar 77 kaki dan tangan palsu untuk tiga kabupaten/kota sesuai dengan kuota yang telah diusulkan Pelopor Perdamaian Madina.
Program ini akan terus berlanjut untuk tahun 2024 agar para penyandang disabilitas yang belum mendapat bantuan kaki dan tangan palsu dari pemerintah, ke depan bisa kebagian dan dapat menerima manfaatnya. (Has)