WARTAMANDAILING.COM, Medan – Seekor ikan paus sepanjang 6 meter terdampar di perairan dangkal di pesisir pantai Desa Silau Baru, Kec Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Ikan mamalia itu diselamatkan oleh para nelayan setempat dengan mendorongnya kembali ke laut dalam. Video penyelamatan ikan paus itu sempat viral di media sosial.
Peristiwa munculnya ikan paus berukuran besar di perairan pesisir pantai Asahan itu terjadi dua kali dan diduga ikan paus yang sama.
Pertama muncul Rabu (8/1/2020) di pesisir pantai Desa Silau Baru, Kec Silau Laut, Kab Asahan dan yang kedua kali muncul pada hari Jumat (10/1/2020) di sekitar Desa Silau Baru Kecamatan Silau Laut dengan Desa Pematang Seibaru Kecamatan Tanjung Balai.
Ikan paus itu ditemukan nelayan jaring ikan, sekitar dua mil dari garis pantai Desa Silaubaru. Ikan itu berenang menuju daratan.
Khawatir paus ini akan terdampar, para nelayan bergotong-royong menggiring paus itu kembali ke laut dalam sebelum air laut surut.
Usaha nelayan itu terekam dalam siaran langsung di akun Facebook milik Muhammad Didi Al Zikry.
Dalam video yang beredar, sejumlah kapal nelayan mengawal dan mengarahkan ikan paus berukuran raksasa ke laut dalam, bahkan salah satu perahu berdempetan dengan tubuh ikan paus itu.
Kepala Desa Silaubaru membenarkan peristiwa tersebut, dan sudah menghubungi Dinas kelautan dan perikanan setempat.
“Pausnya belum sempat terdampar, karena para nelayan menggiringnya ke laut dalam,” jelas Kades Silaubaru Ahmad Sofyan.
Sekretaris BPBD Asahan Khaidir Sinaga menuturkan, kejadian ini karena perubahan lingkungan, dan pengaruh badai panas di benua Australia, sehingga mempengaruhi migrasi ikan paus 12 meter ini dan tersesat di lingkungan pesisir Asahan.
“Ini mungkin karena perubahan iklim, sehingga paus tersesat di pinggiran pantai,” jelas Khaidir.
Mengapa ikan paus terdampar ke pantai? Menurut peneliti perikanan dari Universitas Padjajaran, Wishal Miggy Dasanova, dilansir dari waspada ,ada beberapa penyebabnya.
Bisa disebabkan musim peralihan. Biasanya paus bermigrasi dalam satu kelompok. Namun dalam satu kumpulan tersebut biasanya ada yang tidak bisa bertahan. Karena lebih sering berada di perairan atas, ada yang terseret arus dan akhirnya terdampar.
Jika sudah terdampar, sulit bagi paus untuk bertahan hidup. Apalagi sudah terdampar berhari-hari” ujar Wishal Miggy Dasanova.
Menurut Wishal, sebelum ditarik ke laut lepas, sebenarnya paus tersebut perlu direhabilitasi lebih dahulu. Ini perlu untuk memastikan kondisi paus, karena ditakutkan ada luka atau kondisi paus yang terus melewah sehingga tak mampu bertahan hidup di laut lepas.
“Jika terdampar, biasanya maksimal tujuh hari. Paus punya cadangan oksigen untuk bertahan selama beberapa hari,” katanya.
Wishal menambahkan selain terseret arus saat migrasi, ada beberapa penyebab paus terdampar dan mati. Yang pertama adalah ada pergantian pertukaran massa air laut.
Di mana unsur makro di endapan dasar laut naik, dan menyebabkan kematian paus. Selain itu hilangnya rantai makanan dan ceceran minyak yang menghambat sinar matahari masuk ke perairan juga bisa menyebabkan kematian paus.(wm/waspada)