WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Dolly Pasaribu, S.Pt, MM, bersama Dinas Perikanan setempat, meninjau kolam di peternakan Kelompok “Mina Lele” yang diketuai, Hermanto Sianturi, di Kelurahan Panobari Hutatonga, Kecamatan Tano Tombangan (Tantom) Angkola, Selasa (20/4/2021). Peninjauan itu dilakukan setelah adanya kabar ribuan ekor ikan lele mati di kolam milik kelompok tersebut.
“Dari hasil pantauan lapangan dan diskusi bersama Plt Kadis Perikanan bahwa ribuan ekor lele mati karena tidak mampu menyesuaikan dengan cuaca yang berubah. Cuaca terlalu ekstrem panas dan ekstrem dingin,” ujar Bupati.
Sebelumnya, ketika mendengar kabar kematian ribuan ekor ikan lele milik kelompok itu, pada Sabtu, 17 April 2021 lalu, Bupati langsung menghubungi Plt Kadis Perikanan maupun Kadis Pertanian Tapsel, guna mengecek kondisinya. Sebab, Bupati mengaku kuatir, jika lahan peternakan ikan lele yang mati itu tidak diperlakukan secara serius, maka akan berdampak pada ternak masyarakat yang lain.
“Karena kalau dibuang air bekas kolam lele yang mati itu, terus ditampung oleh masyarakat lain, dikuatirkan bisa menimbulkan penyakit yang kurang lebih sama. Itulah efeknya,” imbuhnya.
Bupati menerangkan, akibat perubahan suhu secara drastis, bisa menyebabkan tingkat keasaman dan kebasaan air jadi tinggi yang berujung pada kematian ikan. Untuk itu, Pemkab Tapsel melalui petugas lapangan mengimbau para kelompok tani supaya memperhatikan jumlah ikan, agar tidak terlalu padat dalam satu bentangan kolam.
“Kita juga mengimbau petani untuk meletakkan plastik atau jaring atau terpal dengan tujuan menjaga suhu air agar tidak terlalu drastis perubahannya,” imbuhnya lagi.
Terhadap kelompok tani yang rugi akibat ribuan ekor ikan lelenya mati, Bupati menjelaskan bahwa, Pemkab Tapsel mendorong agar segera mengklaim asuransi untuk dipenuhi persyaratannya. Pemkab Tapsel juga akan berperan aktif mencari pendanaan atau program dari pemerintah atasan guna memberi semangat kepada kelompok tani.
“Kami berharap, kedepannya bisa mencari sumber pendanaan dari pemerintah atasan, agar masyarakat bisa lebih awas dan bijaksana terhadap perubahan cuaca,” tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kabid Produksi Dinas Perikanan Tapsel, Mansyardin SP. Dia mengaku bahwa, hampir 70% ikan mati di kolam milik kelompok peternak lele itu akibat suhu yang sangat ekstrem. Akibat suhu dan cuaca yang berubah-ubah, imun ikan lele menjadi menurun sehingga menimbulkan bakteri yang terlalu cepat berkembang pada ikan.
“Makanya, kita (Dinas Perikanan Tapsel) menyuruh kepada kelompok peternak lele agar menyiram kolam dengan air garam yang tidak beryodium yaitu garam ikan namanya. Jadi kita aduk dalam ember dulu garamnya, baru kita tabur ke kolam. Itu untuk menetralkan suhu air juga,” ujarnya seraya menyebut bahwa, pihaknya akan mempelajari lebih lanjut terkait fenomena itu.
Pantauan dilokasi, turut mendampingi Bupati, Plt Kadis Perikanan Sofyan Adil Siregar dan Kadis Pertanian Bismark Maratua.(r)