WARTAMANDAILING.COM,Tapanuli Selatan – Siapa bilang perkantoran Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan mess serta menara pandang dan segala fasilitasnya yang ada disana tidak megah? Namun, dibalik kemegahan itu berbanding terbalik dengan pembangunan di beberapa desa yang ditelusuri Ikatan Mahasiswa Peduli Rakyat Indonesia (IMPRI).
Ketua IMPRI, Arfan Ardi lubis, Jumat (8/7/2022) menuturkan, kemegahan fasilitas bangunan Pemerintah Daerah (Pemda) berbanding terbalik dengan minimnya pembangunan infrastruktur jalan yang sudah rusak parah di beberapa desa di Kabupaten Tapsel.
“Seperti di Kecamatan Batang Toru, Desa Batu Horing, Dusun Silaiya, sudah satu tahun mereka tidak mendapatkan layanan listrik, selain itu, jalan menuju dusun tersebut masih bebatuan dan rusak parah. Tampaknya pemerintah ogah berbuat sesuatu, padahal daerah ini masuk dalam wilayah lingkar tambang PT Agian Resorse Batang Toru,” ujar Arfan.
Kata dia, selain di kecamatan Batang Toru, di Kecamatan Saipar Dolok Hole (SDH) juga tidak kalah memperihatinkan infrastrukturnya.
“Misal, di desa Parausorat sitabo Tabo, desa Pintu Padang Mandala Sena dan desa Silangkitang Tambiski, jalan menuju ketiga desa tersebut sangat memprihatinkan,” urainya lagi.
Menurut amatan mahasiswa asal Kabupaten Mandailing Natal (Madina) ini, dirinya merasa heran dengan sikap dan cara Pemda Kabupaten Tapsel dengan pola penerapan pembangunan.
“Padahal ada Musrembang desa dan kecamatan serta kabupaten, tetapi sejauh ini masih saja ada daerah yang kondisi infrastrukturnya yang terlihat memprihatinkan,” ungkapnya.
Dijelaskan, Pemerintah dan DPRD Kabupaten Tapsel seharusnya merealisasikan APBD dan CSR melalui perhitungan skala prioritas dan berkeadilan bagi masyarakat.
“Kami meminta kepada Pemda Tapsel untuk dapat memperhatikan desa Batu Horing, dusun Silaiya, Desa Parausorat Sitabo-tabo, desa Pintu Padang Mandala Sena dan desa Silangkitang Tambiski. Sebab mereka yang tinggal disana juga ingin disejahterakan,” pintanya.
Hal senada disampaikan Pasaribu, ia berharap kepada Pemda Tapsel dapat memprioritaskan pembangunan jalan yang melintasi tiga desa tersebut.
“Kurang lebih sepanjang 20 kilometer jalan yang melintasi tiga desa kami cukup parah,” imbuhnya.
Meskipun ada dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat, dana tersebut tidak memungkinkan semuanya dipergunakan untuk pembangunan jalan.
“Memang di beberapa titik jalan tersebut sudah dirabat beton sekitar 600 meter dari sumber anggaran dana desa, sisanya masih jalan tanah dan bebatuan. Kami sangat berharap jalan ini mendapat perhatian pemerintah Tapsel,” tutupnya. (Syahren)