WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Penyakit polio atau lumpuh layu memanglah mimpi buruk bagi yang mengalami, karena anak penderitanya sama sekali tidak bisa tumbuh normal, seperti halnya Torkis salah seorang anak buruh tani yang tinggal di Kelurahan Gunung Baringin, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Selasa, 6/9/2022.
Bocah laki-laki berumur 11 tahun ini menderita cacat lumpuh layu sehingga membuatnya kurus dan terlihat hanya tulang berbalut kulit yang tampak menguning, namun apa mau dikata bocah ini hanya bisa pasrah dengan penyakit yang dideritanya, sebab keadaan ekonomi keluarganya juga yang pas pasan.
Torkis (11) putra dari pasangan MHD Nasir dan Zubaidah, anak ketiga dari enam bersaudara ini menderita cacat semenjak lahir dan kondisinya pun diperparah akibat kekurangan ekonomi orang tuanya sehingga situasinya saat ini sangat memprihatinkan.
Kepada Warta Mandailing, Zubaidah dan Mhd Nasir merupakan seorang buruh dodos karet, faktor kemiskinan ini membuat keluarga orang tuanya tidak mampu membawanya berobat, karena sudah kesulitan menutupi kebutuhan makan sehari-hari.
“Saya dirumah seharian menjaga dan merawat torkis, Hanya suami yang bekerja, sementara penghasilan perminggu dari kerja mendodos karet hanya cukup buat makan kami, “ujar ibu enam anak ini.
Menurut Zubaidah, Torkis tidak bisa bergerak seperti anak normal dan hanya bisa terbaring seharian, makan dan minum juga harus disuapi karena torkis tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya sebagaimana semestinya.
“Jangankan keluar bermain sebagaimana anak seusianya, terkadang duduk sebentar itupun harus disandarkan ke dinding, makan dan minum disuapin lantaran tangan dan kakinya tidak bisa berbuat apa apa, “ungkap ibunya kepada awak media melalui telepon seluler tetangganya, Selasa 6/92022.Malam.
Dijelaskannya, jika tidak bisa lagi dilakukan pengobatan secara medis terhadap anaknya, dirinya sudah pasrah, namun ia berharap adanya bantuan usaha untuk keberlangsungan hidup anaknya tersebut.
“kartu Bpjs kami ada, menutupi kebutuhan itu yang morat marit, karena kami juga masih punya dua anak lagi yang bersekolah, intinya uang masuk dan biaya keluar bagi keluarga kami tidak mencukupi, “ucapnya.
Melihat kondisi putranya, Zubaidah berharap adanya bantuan dari pemerintah dan juga para dermawan. Paling tidak modal usaha bagi keluarganya, sebagai jalan upaya membantu menutupi kebutuhan anaknya yang mengalami lumpuh layu.
“Saya sangat berharap adanya bantuan, paling tidak modal usaha berjualan dirumah, agar dapat membantu menutupi kebutuhan anak saya Torkis, “harapnya.
(Syahren)