Tenun Ulos Batak Sumber Pendapatan Kaum Ibu Warga Desa Hutanagodang

Para kaum ibu pengerajin kain ulos warga Desa Hutanagodang, Kecamatan Muara Kabupaten Taput,, Sabtu (04/02/2023). fhoto : istimewa.
Para kaum ibu pengerajin kain ulos warga Desa Hutanagodang, Kecamatan Muara Kabupaten Taput,, Sabtu (04/02/2023). fhoto : istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Utara – Tenun Ulos, Kain tradisional batak memang memiliki potensi kebudayaan hingga nilai ekonomi dan sosial yang tinggi terutama bagi para perajin atau penenun kain (Ulos) seperti di Desa Hutanagodang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Tampak para kaum ibu sangat antusias dan semangat ketika menjalin helai per helai benang dengan rapi yang nantinya akan menjadi sebuah produk kain khas batak.

Diketahui, ibu-ibu pengerajin atau penenun kain ulos di Desa Hutanagodang ini ternyata asuhan istri Bupati Taput, Nikson Nababan yakni Ny Satika Simamora yang juga menjabat sebagai ketua Dekranasda Kabupaten Taput.

Dibawah program Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Taput yang dibina oleh Ny Satika Simamora, seluruh ibu-ibu penenun kain ulos ini diarahkan dan dibina agar lebih serius untuk mengembangkan penenunan kain ulos ini. Sehingga Desa Hutanagodang dikenal menjadi kampung ulos.

Salah seorang penenun kain ulos, Mariana Pakpahan (39) ketika berbincang dengan Wartawan, Sabtu (04/02/2023) menuturkan bahwa dengan adanya penenunan kain ulos dibawah binaan Ny Satika Simamora, kini perekenomian warga Desa Hutanagodang semakin membaik.

Lalu saat ditanya bagaimana dan berapa lama satu kain ulos selesai di tenun. Mariana menyampaikan mulai dari awal benang hingga menjadi sebuah kain itu memakan waktu seminggu.

“Untuk pembuatan atau penenunan sebuah kain ulos itu memakan waktu seminggu. Itu mulai dari penguraian benang, pewarnaan serta penenunan hingga menjadi sebuah kain ulos”.terangnya

Read More

Dan ketika ditanya apakah dengan adanya penenunan hingga penjualan kain ulos. Boru Pakpahan ini menjawab sangat membantu ekonomi keluarganya.

“Untuk sepasang kain ulos nya kita menjualnya dengan harga 2,5 juta rupiah dan untuk satu kainnya dijual 2 juta rupiah”.ucapnya

Sementara itu Ketua SMSI Sumut, Eris J Napitupulu disela kunjungan ke Desa hutanagodang, kecamatan Muara yang menjadi salah satu geosite Geopark Kaldera Toba Kabupaten Taput yang menjadi bagian ekspedisi Geopark Kaldera Toba SMSI dalam rangka meriahkan HPN ke 77 tahun 2023 mengatakan, produk UMKM dengan buatan tangan (handmade) yang menjadi ciri khas budaya suku batak ini harus kita dukung dan dikenalkan kepada dunia.

“Kehadiran SMSI ke Desa Hutanagodang, Kecamatan Muara ini ingin membantu warga dengan melakukan promosi, melalui pemberitaan dibawah naungan SMSI, agar produk buatan tangan penenunan kain ulos ini bisa diketahui dan dikenal masyarakat indonesia dan dunia.”harapnya

Sehingga tambahnya, produk-produk tradisional atau seni budaya suku batak ini, menjadi kerajinan yang di sukai dan digemari masyarakat dalam dan luar negeri.

Diketahui, tenunan ulos batak ini mudah didapatkan dan bisa menjadi cendera mata, produk tradisional kerajinan tangan suku batak di pulau Sumatera ini, ke depan semoga semakin diminati.

(R/Syahren)