WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – PEMILIHAN kepala daerah masih menunggu waktu, tapi pembicaraan dan diskusi makin mengerucut : siapa sih yang pantas jadi Bupati Madina masa depan?
Pembicaraan ini menjadi topik sentral di sejumlah lopo (warung), cafe, ada yang sambil nongkrong di pinggir jalan bahkan para ibu-ibu saat mencuci di sungai. Pembicaraan berorientasi pada keinginan Madina yang lebih baik.
Dalam diskusi ‘panas’ di lopo belakang galon (Begal) SPBU simpang Gunung barani, Kec. Panyabungan, Kab. Mandailing Natal, Sabtu (17/3), muncul berbagai masukan tergolong ‘berani’. Tanpa tedeng aling-aling. Ada sederetan keinginan, harapan, dan obsesi.
Diskusi melibatkan aktivis, wiraswasta, pengusaha, tokoh masyarakat, tokoh pemuda ada pula kaum milenial.
Tentu saja, diskusi dilakukan secara informal, tanpa moderator.
Warga Madina itu mengimpikan figur Bupati Madina 2024 yang pro rakyat, punya kemampuan tinggi, kredibilitas, kapabilitas, mampu menggali potensi Madina sebesar-besarnya untuk kemaslahatan orang banyak.
Dalam diskusi itu, ada yang mengatakan Madina ini bagaikan sekeping ‘surga’ yang jatuh. Itu yang seharusnya dimaksimalkan untuk kemaslahatan masyarakat. Madina punya tambang, kebun, areal pertanian yang luas, belasan sungai besar membelah pemukiman madina, ratusan kilo meter laut terbentang di wilayah pantai barat dengan indah. Tapi, kenyataannya, mereka mempertanyakan kondisi masyarakat secara umum.
Mereka tidak saja membicarakan pemberdayaan petani dan nelayan. Menurut mereka, UMKM di Madina dinilai kurang dimaksimalkan. Apalagi, menurut mereka, UMKM di daerah ini justru banyak ‘diimpor’
dari daerah lain, khususnya dari Sumatera Barat.
Ada yang menginginkan figur Bupati Madina 2024 ‘bertangan besi’ untuk kemaslahatan masyarakat Madina, kaya raya, sehingga tidak seperti ‘dijajah’ dari berbagai lini.
Pemimpin ‘Punya’ Hati
Ketika dipertanyakan kriteria figur Bupati Madina 2024, Ketua DPC PPP Madina Muhammad Irwansyah Lubis, SH yang juga mantan anggota DPRD Madina, menyoroti sosok pemimpin.
“Berbicara terkait kriteria pemimpin, menurut saya cukup simpel, namun sulit dalam mengaplikasikan. Seorang pemimpin itu harus ‘punya’ hati, rasa dan akal,” ujar alumnus FH UMA dan lulusan Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Minggu (18/3/2023).
Jika “punya’ hati, kata Irwansyah, tentunya akan sesuai dengan fitrah manusia yg hanif dan akan lebih cenderung kepada kebenaran dan nilai-nilai kejujuran dalam menentukan sebuah keputusan dan kebijakan.
“Jika seorang pemimpin ‘punya’ rasa, tentu akan menjadi pemimpin yang punya rasa empati, sensitivitas dan akan responsif terhadap aspirasi, kebutuhan dan nasib rakyatnya. Satu lagi, ‘punya’ akal.”ujar mantan aktivis mahasiswa ini.
Tentu, lanjut Irwansyah, merupakan keharusan bagi seorang pemimpin, di mana pemimpin itu harus punya akal, pikiran, pengetahuan dan wawasan yang mumpuni, sehingga memiliki kapasitas sebagai pemimpin yang kredibel.
“Insya Allah, jika semua itu sudah komplit, saya yakin akan terbentuk seorang pemimpin yang taat asas. Baik ketaatan terhadap aturan agama, aturan negara maupun norma budaya dalam kehidupan masyarakat,” ujar Muhammad Irwansyah Lubis, SH.
Perjalanan Pemerintahan
Sedangkan HM Jafar Sukhairi Nasution dan Atika Azmi Utammi Nasution, dilantik di aula Tengku Rizal Nurdin kantor Gubernur Sumut, Kamis (22/7/2021), menjadi Bupati Madina dan Wakil Bupati Madina periode 2020-2024.
Dalam rentang waktu itu, tentu saja, amanah rakyat ini sudah dilaksanakan. Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution menyampaikan pidato HUT ke-24 Kab. Mandailing Natal yang perlu dicermati.
Perjalanan pemerintahan dan pembangunan, kata bupati, Mandailing Natal banyak mengalami kemajuan walau juga diakui masih banyak kondisi dan permasalahan muncul secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat. (Syahren)