Nelayan Tradisional Pantai Barat Keluhkan Dampak Pengeboman dan Pukat Harimau

Kapal pukat harimau menyapu bersih semua ikan-ikan, baik yang besar atau yang kecil di laut. tak ayal, awak kapal pukat harimau itu juga sering melakukan pengeboman, Minggu (30/7/2023) fhoto : istimewa
Kapal pukat harimau menyapu bersih semua ikan-ikan, baik yang besar atau yang kecil di laut. tak ayal, awak kapal pukat harimau itu juga sering melakukan pengeboman, Minggu (30/7/2023) fhoto : istimewa

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Nelayan yang mengadukan nasibnya mencari ikan di wilayah pesisir pantai barat Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengeluh saat ini sangat susah mendapatkan hasil tangkapan ikan yang baik guna menutupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Susahnya nelayan di pesisir pantai barat Kabupaten Madina mendapatkan hasil tangkapan ikan ini disinyalir akibat bebasnya kapal pukat harimau beroperasi melakukan penangkapan ikan di perairan samudera hindia tersebut.

Selain Kapal pukat harimau menyapu bersih semua ikan-ikan, baik yang besar atau yang kecil di laut. tak ayal, awak kapal pukat harimau itu juga sering melakukan pengeboman, sehingga terumbu karang yang ada di laut juga rusak beserta ekosistem lainnya.

Akibatnya, diduga kuat saat ini perkembangan ikan – ikan yang ada di laut pesisir pantai barat pun menjadi terganggu dan berdampak pada menurunnya hasil tangkapan para nelayan.

Seperti halnya pengakuan H (35) salah seorang nelayan warga Desa Batumundom Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG). Ia bercerita bahwa saat ini penghasilan beliau dari menangkap ikan menurun drastis dari biasanya.

Dan akibat dari menurunnya penghasilan itu, sehingga beliau menjadi bingung harus bekerja apalagi untuk tambahan, selain menangkap ikan di laut juga mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

“Saat ini saya sedang berpikir apa lagi yang harus saya lakukan dan kerjakan agar bisa menambah pendapatan untuk mencukupi biaya hidup keluarga. Bila mengharapkan dari hasil menangkap ikan saja tidak mencukupi”.ungkapnya kepada wartawan, Minggu (30/7/2023)

Read More

Saat wartawan bertanya apa yang menyebabkan turunnya pendapatan dari hasil menjadi nelayan. H mengatakan bahwa ia menduga kuat sedikitnya hasil tangkapan ikan karena bebasnya kapal pukat harimau menangkap ikan di perairan pesisir pantai barat.

Sehingga lanjutnya, semua ikan besar dan kecil tak tersisa lagi untuk dijaring. Apalagi pengeboman pun juga dilakukan oleh kapal-kapal pukat harimau, yang membuat rusaknya terumbu karang yang jelas notabene di larang oleh negara.

“Saya berharap adanya penertiban bagi kapal – kapal pukat harimau yang beroperasi di perairan laut pesisir pantai barat ini. Agar kami nelayan kecil ini bisa juga mengais rezeki”.pungkasnya sedih.

Dari informasi yang dihimpun wartawan, saat ini warga pantai barat membeli ikan ke Kota Sibolga. Sementara ikan yang dibeli tersebut diduga kuat berasal dari perairan laut pesisir pantai barat Kabupaten Madina. (Ril/Has)