WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Seorang remaja bernama Imam Ashari Hasibuan (17) harus menahan derita dan berjuang dengan rasa sakit yang dialaminya selama kurang lebih tiga bulan terakhir.
Imam Ashari Hsb anak kedua dari Marni Dalimunthe, ibu yang dicerai mati suami yang tinggal di Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal ini meringis kesakitan.
Diketahui, Imam Ashari Hsb sudah mengidap penyakit selama 3 bulan lebih, orang tuanya sudah mencoba membawa Imam berobat ke bidan, klinik dan rumah sakit umum daerah Panyabungan, namun belum juga mendapat kesembuhan.
“Pihak rumah sakit umum Panyabungan memfonis Imam mengidap penyakit gagal ginjal (Renal failure) setelah dilakukan pemeriksaan di rumah sakit, “ujar Marni kepada Warta Mandailing di kediamannya, Selasa (5/9/2023)
Diceritakan Marni, setelah keluar hasil diagnosa penyakit di rumah sakit umum Panyabungan dokter menyarankan untuk di rujuk ke rumah sakit umum adam malik medan, namun karena ketidakmampuan biaya berobat pihak keluarga tidak bisa berbuat apa-apa hingga kini.
“Saat ini upaya pengobatan hanya mengandalkan lewat orang pintar, sebab, saya ibunya tidak punya biaya untuk membawa imam berobat ke RSUP Adam Malik, saya bingung, “ujar Marni dengan deraian air mata.
Saat ini, kata Marni, jangankan untuk membawa Imam berobat ke kota medan untuk menutupi kebutuhan makan sehari-hari ke empat anaknya dirinya juga kebingungan dapat dari mana.
“Saya hanya pedagang kerupuk sambal buatan sendiri dirumah, pendapatan bersih setiap minggu hanya Rp 150.000, akibat ekonomi keluarga yang pas-pasan adek imam kini juga sudah putus sekolah, pasrah, saya tidak tau harus bagaimana lagi, “ujar ibu yang mengasuh dua anak yatim ini lagi.
Imam Ashari Hsb menyampaikan, dirinya menaruh harapan kepada para dermawan dan juga pemerintah serta orang-orang baik di Madina dapat membantu biaya pengobatan penyakit yang dideritanya.
“Derita yang saya alami kini, mual, kepala pusing, mata kabur, pinggang terasa sakit, perut dan kaki membengkak, akibat penyakit ini, saya sudah dua bulan lebih tidak bisa mengikuti mata pelajaran di pesantren, mohon kami dibantu,”ujar Imam Ashari siswa pesantren mustafawiyah purba baru kelas 6 ini. (Has)