WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Guna mencegah terjadinya luapan air sungai Batang Pungkut jika banjir kembali, warga Desa Tolang Kecamatan Ulupungkut meminta Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal segera membangun tanggul maupun dek penahan banjir di pinggiran sungai Batang Pungkut wilayah Desa Tolang.
Hal itu disampaikan Zulkhairi (41) salah seorang warga yang tinggal di seberang sungai Batang Pungkut di wilayah Desa Tolang, Kecamatan Ulupungkut, kepada Wartamandailing, Selasa (21/11/2023).
“Untuk mengantisipasi luapan sungai tidak lagi memasuki pemukiman warga, kami sangat mengharapkan Pemkab Madina segera membangun dek penahan ataupun tanggul pengaman banjir. Sebab, jarak rumah kami dan warga lainnya hanya beberapa meter dari bantaran sungai, “katanya.
Menurutnya, panjang tanggul penahan banjir yang perlu dibangun di areal pemukiman warga yang bertempat tinggal diseberang Batang Pungkut itu mencapai 200 meter lebih. Saat ini, jarak antara rumah warga dengan sungai hanya sekitar 2-3 meter.
Kalau tidak ada tanggul pengamanan, maka luapan sungai sangat dikhawatirkan akan terulang kembali memasuki pemukiman warga seperti yang terjadi pada Senin (13/11/2023) lalu.
ket fhoto : Sejumlah warga sedang memantau pergeseran sungai yang mengancam pemukiman mereka.
Harapan yang sama juga diungkapkan Samali (43) yang merupakan salah satu warga Desa Tolang yang rumahnya rusak akibat diterjang luapan sungai Batang Pungkut beberapa hari yang lalu.
“kami harapkan Pemkab Madina dapat membangun dek pengaman banjir agar kejadian serupa beberapa hari yang lalu tidak terjadi lagi. Semua warga yang rumahnya berada diseberang sungai merasa terancam banjir susulan, “ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Desa Tolang termasuk salah satu desa di Kecamatan Ulupungkut, diketahui daerah terparah terkena banjir luapan sungai Batang Pungkut yang terjadi seminggu yang lalu.
Areal persawahan masyarakat banyak yang hanyut akibat diterjang arus sungai Batang Pungkut dan sebagian areal tanaman padi tertimbun lumpur, pasir, tanah dan kayu-kayuan bahkan di beberapa tempat areal persawahan sudah menjadi aliran sungai.
Para petani sepertinya sudah pasrah dengan kondisi banjir yang menimpa sawah mereka. Hamparan sawah yang selama ini merupakan tumpuan harapan untuk menutupi kebutuhan keluarga, kini sudah ditutupi lumpur, sudah rata dengan tanah akibat disapu banjir dan sudah menjadi aliran sungai, sehingga tidak ada harapan lagi untuk dipanen beberapa bulan ke depan.
Selain merusak irigasi dan persawahan masyarakat yang sudah ditanami padi diseputaran DAS Batang Pungkut, luapan sungai di kawasan di wilayah desa itu juga menghanyutkan jembatan gantung (rambin) yang merupakan fasilitas penyeberangan untuk membawa hasil pertanian dan juga satu unit rumah warga rusak.
Tingginya luapan sungai pada malam itu, juga menghanyutkan lahan-lahan perkebunan masyarakat serta kolam ikan diterjang banjir. Kemudian luapan air juga membuat ruas jalan propinsi Muarapungkut- Simpang Banyak mengalami abrasi di beberapa titik. (Munir Lubis).