WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sempat kisruh, saat HMI Cabang Mandailing Natal Melakukan Aksi Unjuk Rasa di Kantor Bupati Mandailing Natal Menuntut Dugaan Kecurangan PPPK Guru Mandailing Natal. Unjuk rasa tersebut digelar terkait dengan dugaan kecurangan dalam seleksi penerimaan guru PPPK, jumat, (05-01-2023)
Aksi yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mandailing Natal, murni atas dasar keprihatinan HMI terhadap dugaan kecurangan dalam seleksi penerimaan guru PPPK di Mandailing Natal, dan tidak ada kepentingan lain.
Aksi mulai memanas ketika massa HMI tidak diperbolehkan masuk untuk memastikan apakah benar Bupati Mandailing Natal benar tidak ada di ruang kerjanya.
Sonjaya Rangkuti selaku Koordinator Aksi menerangkan bahwa aksi yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mandailing Natal ini murni untuk melawan kedzaliman, kami ingin berjumpa Bupati Mandailing Natal untuk mempertanyakan dugaan kecurangan seleksi PPPK, kalau memang Bupati tidak berada di Kantor, kenapa kami tidak diizinkan masuk, padahal hanya untuk memeriksa apakah berada di dalam atau tidak? Setelah itu kami akan membubarkan diri dan akan melakukan aksi yang lebih besar lagi nantinya.
“Kami hanya ingin memastikan saja, apakah benar bapak bupati tidak berada didalam, karena yang kami bawa adalah aspirasi rakyat, aspirasi masyarakat, terkhusus aspirasi dari guru. Maka kalau benar bapak bupati tidak ada didalam kami hanya ingin memastikan saja, kami berjanji tidak ada yang melakukan kerusakan dan sejenisnya, kami sudah berjanji. Tetapi tetap saja tidak diperbolehkan, kalau diperbolehkan pun hanya 1 atau 2 orang, ini maksudnya apa. “Ujar Sonjaya Rangkuti, Koordinator Aksi.
Aksi mulai lebih memanas ketika HMI Cabang Mandailing Natal hendak melakukan bakar ban bekas didepan Kantor Bupati Mandailing Natal, lalu aksi tarik menarik ban bekas dengan pihak kepolisian pun tidak terelakkan. Bahkan terjadi saling kejar mengejar antara mahasiswa dan pihak kepolisian.
Zainul Arifin, selaku Koordinator Lapangan menerangkan bahwa HMI Cabang Mandailing Natal ingin membakar ban bekas untuk menambah daya semangat perjuangan, tetapi kenapa beberapa kader HMI didorong sampai kancing dari baju kader HMI ada yang terlepas.
MHD Riswan Nasution, selaku Ketua Umum HMI Cabang Mandailing Natal menerangkan bahwa seharusnya kejadian ini tidak akan terjadi, jika Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal mengizinkan Massa aksi HMI Cabang Mandailing Natal hanya memastikan apakah Bupati Mandailing Natal benar-benar tidak ada didalam, kalau memang tidak ada kami langsung membubarkan diri.
“Seharusnya hal seperti ini tidak akan terjadi jika Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal memperbolehkan massa aksi masuk untuk memeriksa saja, apakah Bupati Mandailing Natal ada didalam atau tidak, keinginan kami sangat sederhana, lagian kalau terjadi kerusakan atau hal-hal yang tidak diinginkan kami yang tanggung jawab. “Jelas Riswan Ketua Umum HMI Cabang Mandailing Natal
Tetapi Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang diwakilkan oleh SEKDA kabupaten mandailing natal tetap kekeh kalaupun diperbolehkan hanya 1 atau 2 orang saja.
Riswan pun menenangkan massa bahwa HMI akan mengadakan aksi lagi, dengan massa yang lebih banyak. HMI akan tetap konsisten melawan kedzaliman. Massa aksi pun membubarkan diri.
Selain dari pada itu HMI Cabang Mandailing Natal mengapresiasi POLDA Sumatera Utara dengan diamankannya Dollar Siregar, kepala dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, karena dugaan kecurangan seleksi guru PPPK, kami juga berharap oknum-oknum lain yang terlibat juga harus segera ditangkap. (Ril)