Pilu Agus Salim, Bocah Piatu Penderita Stunting di Sinunukan

Agus Salim penderita stunting anak ke empat dari pasangan Sulaiman (34) dan Alm Fitri Hartati (33) warga Banjar Aur Utara, Kecamatan Sinunukan, kamis (29/2/2024) fhoto : Istimewa.
Agus Salim penderita stunting anak ke empat dari pasangan Sulaiman (34) dan Alm Fitri Hartati (33) warga Banjar Aur Utara, Kecamatan Sinunukan, kamis (29/2/2024) fhoto : Istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Terlihat lemah dan tatapannya kosong, sesekali menangis dengan memanggil nama almarhum ibunya. Begitulah kondisi Agus Salim, anak piatu yang berumur 3 tahun penderita stunting di Kecamatan Sinunukan, Kamis (29/2/2024)

Agus Salim merupakan anak ke empat dari pasangan Sulaiman (34) dan Alm Fitri Hartati (33) warga Banjar Aur Utara, Kecamatan Sinunukan, Kabupaten Mandailing Natal mengalami gizi buruk serta stunting.

Balita ini diketahui mengalami stunting saat sejumlah masyarakat mengunjungi kediaman bocah ini saat melakukan takziah beberapa hari yang lalu atas berpulangnya ibu dari keluarga miskin itu.

Seiring berjalannya waktu, kondisi Agus Salim semakin memburuk, keadaan kini diperparah dengan kondisi ekonomi orang tuanya yang sangat rendah, tidak ada biaya yang bisa di sisihkan untuk membeli makanan bergizi bagi bocah ini.

Agus Salim dengan ke tiga kakaknya tinggal bersama sang ayah, kini mereka merasa kesepian (tak ada yang menemani) setelah ditinggal ibunya untuk selama-lamanya.

“Balita ini penderita stunting, ini saya ketahui ketika berkunjung takziah ke kediaman mereka saat ibunya meninggal dunia 3 hari yang lalu, agus salim menangis dan terus memanggil nama ibunya, “ujar seorang tokoh masyarakat kepada media ini, Kamis (29/2/2024)

Diceritakan, ayah bocah ini hanya seorang buruh harian lepas, dia tidak mampu memberi asupan gizi yang baik karena masalah ekonomi, selain itu, mereka juga tidak memiliki bpjs dari pemerintah, akibatnya, penyakit yang diderita almarhum ibunya juga sebelumnya tidak bisa mendapat perawatan yang baik.

Read More

“Keluarga miskin ini juga tidak memiliki BPJS kesehatan, berobat tak tentu karena masalah ekonomi, dan kondisi bocah ini juga semakin memprihatinkan, “ujarnya.

Terpisah, Kepala Desa Banjar Aur Utara dan Kapus Sinunukan yang di konfirmasi awak media lewat pesan WhatsApp pribadinya masing-masing belum memberikan tanggapan terkait bocah penderita stunting tersebut hingga berita ini diturunkan. (Has)