WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Berbicara tentang keindahan dan kekayaan alam Sumut seolah tak ada habisnya. Mulai dari budaya, tradisi, sumber daya alam hingga pesona alamnya merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Sayangnya masifnya pembangunan di wilayah selatan sumatera utara, Mandailing Natal justru terancam kelestarian lingkungan akibat maraknya pertambangan liar.
Disinilah keterlibatan aktif generasi muda diperlukan sebagai garda terdepan penjaga kelestarian lingkungan Sumatera Utara, terutama di tanah Mandailing Natal. Pemuda memiliki peran penting sebagai pelaku dan penggerak masyarakat dalam upaya penyadaran publik terkait pembangunan berkelanjutan di Sumut.
“Hal mendasar yang perlu kita lakukan adalah menjaga lingkungan dan mengubah pola pikir, misalnya, dengan menempuh sekolah di perguruan tinggi, kemudian anak muda Madina harus turut andil membangun desanya dengan ilmu yang didapat, “ujar Khoirul Anwar Siregar yang menjadi narasumber diskusi publik kolaborasi anak muda untuk pembangunan sumatera utara yang berkelanjutan, di cafe 805 lintas timur Pidoli Dolok, Kecamatan Panyabungan, Minggu (19/5/2024)
Diskusi publik yang melibatkan lingkar Pemuda dan Mahasiswa Madina dan narasumber dari tokoh pemuda ini mendorong anak- anak muda untuk ikut berperan menjadi pemimpin, baik ditingkat Kabupaten Mandailing Natal maupun di tingkat Propinsi Sumatera Utara.
Khoirul Anwar melihat dengan jumlah pemilih anak muda saat ini, baik milenial maupun gen z peluang untuk menjadi pemimpin dan mewarnai pembangunan baik di Madina maupun Sumatera Utara semakin terbuka luas. Karena itu Khairul berharap, sudah waktunya anak muda ikut berperan dalam mewarnai pembangunan.
“Sudah waktunya anak-anak muda ini tampil untuk mewarnai. Bukan lagi menjadi penonton dalam memberikan kontribusi untuk pembangunan. Tapi sudah harus menjadi pelaku dalam memberikan warna untuk pembangunan,” jelas Khairul.
Sementara Pengurus HIPMI Sumatera Utara Zainal Arifin dalam diskusi dengan tema “Kolaborasi Anak Muda Pembangunan Sumatera Utara yang berkelanjutan menyampaikan mendorong peranan khususnya anak-anak milenial dan Gen Z untuk berkolaborasi membangun Sumatera Utara secara umum dan Mandailing Natal secara khusus.
“Melihat hasil Pemilu 2024 kemaren.
Dengan menangnya Gibran sebagai Wakil Presiden dalam kontestasi Pemilu kemaren terlihat penting peranan anak muda khususnya bagi kita-kita yang berusia dibawah 40 tahun dalam pembangunan di Indonesia. Karena itu, kita mulai dari Madina dan Sumatera Utara untuk kita anak-anak muda ikut berkontribusi,” ungkapnya.
Zainal juga menambahkan contoh peranan anak muda secara langsung dan sangat dekat adalah dengan prestasi seorang Bobby Nasution dalam memimpin Kota Medan. Karena menurutnya, Bobby berhasil menjadikan Kota Medan sebagai salah satu Kota metropolitan yang berkembang saat ini.
“Contoh pemimpin anak muda yang berhasil bisa kita lihat di Bobby Nasution. Di usianya yang 32 tahun sudah berhasil memimpin dan menata Kota Medan menjadi lebih baik saat ini. Ini akan menjadi tolak ukur anak-anak muda baik di Madina maupun di Sumatera Utara,” tegasnya.
Madina Care Institute. Lembaga kajian dan survey Arrizal menyampaikan, baru-baru ini pihaknya melaksanakan survey kepada anak-anak muda melalui media sosialnya dan terbukti hasilnya 82% koresponden menginginkan munculnya anak-anak muda dalam mewarnai pembangunan baik di Madina maupun di Sumatera Utara.
“Beberapa waktu lalu kita sempat adakan survey di akun Instagram dan Facebook kita. Hasilnya, 82% menginginkan munculnya anak-anak muda dalam memberikan warna pembangunan. Ini merupakan hasil reel yang diinginkan,” tegasnya.
Tampak sejumlah mahasiswa dan mahasiswi antusias mendengarkan paparan dari narasumber, fhoto : Syahren.
Karena itu, Arrizal berharap dalam diskusi ini yang dihadiri oleh mahasiswa dan mahasiswi di Mandailing Natal dapat menjadi trigger agar bangkitnya anak-anak muda dalam mewarnai pembangunan, baik di Madina maupun di Sumatera Utara. Sehingga terjadi kolaborasi yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
“Jika kita benar-benar mengejar Indonesia Emas 2045, maka kita lah yang harus mulai dari sekarang sebagai agen of change pembangunan. Kita mulai dari tingkat kabupaten Madina dulu, kemudian ke tingkat propinsi,” tegas Arrizal. (Has)