WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Seekor sapi ditemukan penuh luka di areal perkebunan karet di dusun Sitaul-taul Desa Singegu Jae, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Jumat (26/7/2024).
Sapi ini diduga diterkam binatang buas yang perkiraan seekor harimau. beruntung, sapi yang diterkam tersebut tidak mati, karena hanya mengalami luka parah di bagian pahanya.
Sapi yang diperkirakan berumur beberapa bulan tersebut bisa diselamatkan warga, namun kondisinya sudah lemas, karena luka bekas gigitan yang kelihatan berlobang banyak mengeluarkan darah. Sapi tersebut juga tidak bisa berdiri dan terpisah dari kawanan sapi lainnya.
Informasi yang berhasil dihimpun, ternak sapi pertama kali ditemukan oleh Bahri pada Jum’at (27/07/2024) pagi,
Diceritakan Bahri, seperti hari-hari sebelumnya dia berangkat kembali menggembala sembilan ekor sapi peliharaannya yang diikatkannya pada Kamis (25/07/2024) sore di areal perkebunan karet yang berada sekitar 400 meter lebih dari wilayah Dusun Sitaul taul, Desa Singengu Jae.
Sesampainya di lokasi, Bahri terkejut karena menemukan seekor anak sapinya dalam kondisi terbaring dan mengalami luka parah dan terdapat luka bekas gigitan binatang buas dengan kondisi darah bercucuran pada bagian pahanya, dan pada bagian paha luar maupun tubuh bagian belakang sapi itu mengalami luka bekas diduga cakaran binatang buas.
Sementara delapan sapi lainnya didapati masih ada, tapi sudah lepas dari ikatannya dibawah pondok, tidak jauh dari tempat itu sapi-sapi tersebut berkumpul sepertinya trauma dan merasa ketakutan.
Kuat dugaan anak sapi tersebut diterkam harimau pada Rabu (25/07/2024) malam, sebab malam itu kawanan sapi berlarian dari arah tempat mereka di ikat. Sapi tersebut berdatangan ke areal pemukiman sekitar desa. Padahal jarak dari pemukiman ke tempat pengembalaan sapi berkisar 400 meter.
Atas kejadian itu, Bahri memberitahukan peristiwa kepada pemilik hewan ternak peliharaannya itu yakni Dedi Siregar dan kepada Kepala Desa Singengu Jae Erwin Efendi. Kemudian diteruskan kepada Camat Kotanopan bersama Polsek, Koramil 14 serta pihak TNBG dan BKSDA Padangsidimpuan. Memperoleh informasi itu, Kepala Desa bersama Camat Kotanopan Agus Salim bersama jajaran Muspika Kotanopan, perangkat desa dan pihak TNBG mendatangi lokasi.
Tiba di lokasi, jajaran Muspika Kotanopan melihat keberadaan sapi itu dan benar di bagian dalam paha sapi kelihatan ada luka parah dan berlobang bekas gigitan binatang buas yang terus mengeluarkan darah. Selain pada bagian paha dalam, luka dan bekas cakaran juga ditemukan pada bagian paha luar dan punggung sapi tersebut.
Selanjutnya sapi betina yang diduga diterkam binatang buas tersebut dibawa pemiliknya untuk diberikan pengobatan. Kemudian untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan, pemilik ternak itu juga langsung memindahkan delapan ekor sapi lainnya ke tempat yang lebih aman.
Kepala Desa Singengu Jae, Erwin Efendi membenarkan peristiwa tersebut. “ Tadi pagi kami ada menerima laporan dari warga bahwa seekor ternak lembu masyarakat terluka dan terkapar yang diduga diterkam harimau. Laporan itu, kami tindak lanjuti dengan menyampaikannya ke Muspika Kotanopan dan secara bersama-sama kami turun ke lokasi dan benar ditemukan seekor sapi anakan dengan kondisi luka parah di bagian paha yang diduga diterkam binatang buas ,” ucapnya.
Atas kejadian itu, Erwin menghimbau warganya untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam beraktifitas terutama ketika melakukan aktifitas di kebun. “ Warga mengaku sangat khawatir dengan keberadaan dugaan harimau yang sudah mencoba memangsa sapi itu. Karenanya, kami berharap permasalahan ini bisa dimusyawarahkan dengan pihak terkait untuk dicarikan solusinya,” ujarnya.
Camat Kotanopan Agus Salim bersama jajaran Muspika dan TNBG saat memberikan penjelasan kepada wartawan terkait sapi milik warga Desa Singengu Jae Kecamatan Kotanopan yang diduga diterkam harimau di wilayah Dusun Sitaultaul.
Sementara Camat Kotanopan Agus Salim juga membenarkan bahwa pihaknya ada menerima laporan dari Kepala Desa Singengu Jae bahwa ada ternak lembu warganya yang indikasi awal diduga diterkam harimau.
“Setelah secara bersama-sama turun ke lokasi, kita ada melihat beberapa cakaran di tubuh sapi dan terus mengeluarkan darah. Untuk memastikan peristiwa itu memang seratus persen kami belum bisa, namun indikasinya kuat mengarah kepada dugaan diterkam binatang buas ,” katanya.
Karenanya, Agus sangat berharap adanya tindakan pihak terkait terutama BKSDA dan TNBG, karena yang terjadi di Dusun Sitaultaul Desa Singengu Jae, bukan kali pertama. “ Dibeberapa desa yang lain di Kecamatan Kotanopan juga ada ditemukan jejaknya bahkan warga ada melihat secara utuh wujud atau binatang HS (Harimau Sumatera) ini ,” terangnya.
Dengan keberadaan HS yang sudah mendekati pemukiman masyarakat, Agus Salim berharap agar institusi yang membidangi untuk dapat memberikan semacam penjelasan maupun edukasi kepada masyarakat bagaimana keadaan ini bisa terjadi.
Apa yang bisa kita sampaikan edukasi kepada masyarakat untuk menghadapi konflik langsung dengan HS. Karena kita tahu sendiri, seperti lokasi yang terjadi di Dusun Sitaultaul ini sudah masuk di kawasan Arena Penggunaan Lain (APL), dimana jaraknya ke hutan lindung masih kurang lebih 1,8 kilometer lagi.
Sehingga menjadi pertanyaan, kenapa harimau selalu mendekati perumahan masyarakat ataupun kebun-kebun yang digarap oleh masyarakat kita. “ Karena itu, kami berharap sangat khususnya kepada BKSDA dan TNBG untuk duduk bersama mendiskusikan masalah ini. Jadi perlu ada edukasi maupun penjelasan kepada masyarakat, kenapa ini bisa terjadi dan hal-hal apa yang perlu dilakukan sehingga mereka bisa menghindari konflik terhadap HS di wilayah desa masing-masing ,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada pertengahan tahun 2023 lalu atau tepatnya pada Jum’at ( 28/07/2023), harimau juga memangsa dua ekor sapi peliharaan warga bernama Somad di Desa Gunungtua MS Kecamatan Kotanopan.
Saat itu Somad bermaksud melihat delapan ekor sapi peliharaannya di wilayah Aek Sibatu Desa Gunungtua MS. Namun betapa kagetnya dia melihat sapi peliharaannya hilang tiga ekor. Setelah dilakukan pencarian selama satu jam, tiba-tiba Samad bersama adiknya Abdul Wahab menemukan seekor sapi peliharaannya sudah mati.
Setelah diteliti, penyebab kematiannya karena ada bekas luka gigitan di bagian leher dan punggung. Kemudian ditemukan lagi seekor sapi yang sudah mati dengan bekas luka yang sama di bagian leher dan punggung. Tidak jauh dari lokasi ditemukannya sapi yang mati banyak jejak harimau. (Munir Lubis).