Minimnya Perhatian Terhadap Populasi dan Kepunahan Orangutan Tapanuli di Kawasan Ekosistem Batangtoru

WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Minimnya perhatian terhadap populasi dan terancam punahnya orangutan merupakan kegagalan manusia dalam melindungi dan menjaga habitat satwa yang merupakan primata di dunia ini.

Seperti yang terjadi di Kawasan Ekosistem Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) baru-baru ini, seekor orangutan Tapanuli ditemukan mati, namun terkesan minim perhatian dari lembaga-lembaga non-pemerintah yang mengklaim peduli terhadap pelestarian spesies langka ini. 

“Kami sangat kecewa dengan kurang responnya pihak Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) yang dikenal sebagai Human Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU) dinilai gagal dalam menunjukkan komitmen nyata upaya melindungi Orangutan Tapanuli,” ungkap Ketua Naposo Nauli Bulung (NNB) Tapsel, Riski Abadi Rambe, Sabtu (31/8/2024).

Menurutnya, kematian orangutan ini disebabkan oleh lambatnya penanganan dan ketidakhadiran dokter hewan dari YOSL-OIC, yang berada di Medan pada saat kejadian. Demikian juga minimnya perhatian dari lembaga atau NGO’s yang katanya peduli atas pelestarian Orangutan Tapanuli agar tidak punah.

“Kami menilai, bahwa banyak lembaga yang mengklaim aktif dalam pelestarian orangutan, kami anggap hanya sarat kepentingan untuk kepentingan pribadi mengejar honor saja,” beber Riski.

Kata dia, hal ini salah satu bukti bahwa mereka yang mengaku peduli orangutan tidak serius dalam penanganan terhadap pelestarian satwa tersebut. Diduga hanya sebagai ajang bisnis untuk memperkaya diri atau kelompok/lembaga tertentu saja.

“Dan ini bukan kejadian pertama, sebelumnya juga terjadi dan ditutup-tutupi oleh YOSL-OIC,” Riski menyayangkan.

Read More

Hal senada juga disampaikan salah seorang pegiat konservasi, Primadona Rambe. Dijelaskan, pada tanggal 24 Agustus 2024, pihak YOSL-OIC membuat kegiatan Memperingati Hari Orangutan di Hotel Tor Sibohi Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan sikap yang tidak memiliki rasa malu.

“Seolah orangutan Tapanuli yang mati ini dianggap tidak masalah atau tidak ada yang mengetahuinya,” kata Primadona dengan nada kesal.

Dipaparkannya, yang katanya NGO seperti GJI (Green Justice Indonesia), PRCF Indonesia (Pelestari Ragam Hayati dan Cipta Foundasi Indonesia), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), COP (Centre for Orangutan Protection), SRI (Sumatra Rainforest Institute), meskipun YKI (Yayasan Konservasi Indonesia) tidak ada dalam daftar undangan dalam perayaan memperingati orangutan yang selalu mengatakan berperan aktif dan selalu mengkampanyekan untuk melindungi dan melestarikan orangutan Tapanuli, adalah kebohongan dan merupakan sebuah kebusukan yang hanya untuk mendapatkan donor supaya program berjalan untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

“Keberadaan NGO yang mengklaim berperan aktif dalam pelestarian orangutan Tapanuli ini perlu dipertanyakan karena mereka tidak memberikan tanggapan atas kematian orangutan tersebut,” sebutnya lagi.

Menurut Primadona, BBKSDA-SU sebagai stakeholder utama dalam perlindungan satwa, terlebih atas kematian dua ekor orangutan Tapanuli ini juga dianggap tidak memberikan respons yang memadai.

Sebagai CSO lokal, pihaknya mengecam keras situasi ini dan berencana untuk mengajukan tuntutan kepada pihak berwenang, termasuk BBKSDA-SU dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk mengusir NGO yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi.

“Kita akan bersuara kepada pihak berwenang bahkan akan melakukan aksi di BBKSDA-SU sampai ke Menteri LHK untuk mengusir dan tidak memperbolehkan NGO luar yang mengatasnamakan melindungi dan melestarikan orangutan Tapanuli berkegiatan di Kawasan Eksositem Batangtoru,” tandasnya.

Mereka sepakat menolak rencana menjadikan kawasan ekosistem Batangtoru sebagai kawasan strategis Nasional, yang diduga hanya untuk kepentingan penjualan karbon. Menurut mereka, hal ini akan menguntungkan pihak-pihak tertentu saja dengan mengabaikan kepentingan pelestarian lingkungan dan masyarakat lokal. (Tim)

Related posts