WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Ratusan anak-anak di berbagai desa di Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terus menggalakkan program alternatif positif wisata permainan leluhur (Wita Permainur) pada Minggu (8/9/2024).
Anak- anak sangat antusias dengan rutinitas mingguan itu. Mereka bermain dengan riang. Canda tawa jelas terdengar keluar dari mulut mereka. Roman muka terlihat bahagia mengikuti permainan tradisional mengajarkan banyak hal bagi mereka seperti kekompakan, gotong royong, mempererat silaturahmi dan meningkatkan kecerdasaan emosional.
Kegiatan yang disertai dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita dan anak-anak itu sudah dua bulan lebih berjalan. Pemerintahan desa tetap konsisten melaksanakan kegiatan.
Tak hanya fokus pada permainan, kegiatan yang merupakan tindak-lanjut program “ Marmayam Keta, Marhape Emmajolo” terus dikembangkan dengan tujuan utama membatasi dan mengalihkan keterikatan penggunaan gadget di kalangan anak-anak.
Berdasarkan keterangan dari beberapa kepala desa, perangkat desa dan admin media sosial Pemdes di kecamatan itu, Minggu (08/09/2024), pemerintahan desa bersama ibu-ibu TP PKK, kader kesehatan dan pengurus/anggota Naposo Nauli Bulung (NNB) di Kecamatan Tambangan terus menggalakkan permainan leluhur dibarengi PMT kepada anak-anak.
Permainan yang disuguhkan kepada anak-anak berupa egrang, main kelereng, terompa gajah, marlumbung/congklak, tamtam buku, melukis/mewarnai, markalas-kalas, main tali, marjambatan tapanuli dan mar iyek-iyek, lempar sandal, mobil-mobilan serta permainan tanpa alat yang dimainkan oleh anak-anak seperti marrene-rene atau marsimonjap.
Kepala Desa Tambangan Tonga Samsul Bahri Nasution terus mengajak seluruh aparat desa, TP PKK, kader kesehatan, NNB dan seluruh anak-anak di desanya untuk terus menggalakkan program dengan semboyan “ Marmayam Keta, Marhape Emmajolo “ yang dilakukan pada setiap hari minggu di desanya.
“Desa Tambangan Tonga hari ini melaksanakan kegiatan “ Marmayam Keta, Marhape Emmajolo “ sejak pukul 09.00 WIB dan anak-anak kita sudah menunggu di tempat kegiatan ,” katanya.
Menurutnya, program inovatif Wita Permainur disertai PMT bertujuan untuk menyikapi waktu bermain anak-anak yang sudah hilang karena terlalu asyik bermain handphone. Selama ini terlihat waktu mereka tersita dengan permainan game dan sejenisnya.
Ia berharap permainan tradisonal itu dapat meminimalisasi dampak penggunaan gadget pada anak-anak.” Kami berharap penggunaan handphone yang selama ini cukup tinggi jamnya dikalangan anak-anak bisa berkurang dengan terus bergulirnya permainan leluhur disertai PMT disetiap desa ,” ujarnya.
Sementara Sekretaris Kecamatan Tambangan Bahren Daulay menyampaikan terima kasih kepeda pemerintahan desa se- Kecamatan Tambangan yang tetap berkomitmen dan konsisten untuk melaksanakan program inovatif Wita Permainur Marmayam Keta, Marhape Emmajolo .
“Tentunya kita juga merasa bahagia melihat kegembiraan anak-anak berama setiap hari Minggu. Sudah merupakan tanggung jawab bersama untuk melindungi anak-anak dari pengaruh negatif penggunaan gadget ,” sebutnya.
Ia menjelaskan, program Wita Permainur makin kreatif, anak-anak yang tampil sebagai instruktur dapat melatih kepercayaan diri, ke depan mungkin bisa dikembangkan lagi seperti belajar pengetahuan umum.
Kalau bisa perlu diajak juga kerjasama guru-guru yang berdomisili di desa untuk turut berpartisipasi, sehingga kegiatan tidak terfokus hanya bermain dan PMT, tetapi anak-anak juga juga dapat belajar bersama tanpa membedakan kelas, namun tujuan untuk membatasi penggunaan gadget tetap harus diberikan edukasi untuk anak-anak.
Bahren juga mengutarakan, sudah banyak sekali dampak negatif yang terjadi pada anak-anak akibat penggunaan gadget yang berlebihan, mulai dari efek kesehatan, moral dan lainnya. Semoga dengan kegiatan ini, hal-hal tersebut tidak terjadi di Kecamatan Tambangan.
“Jadi saran kami, jika pemerintahan desa memiliki buku-buku yang sesuai untuk bacaan anak-anak seperti dongeng, kisah para nabi dan lain-lainnya, mungkin boleh juga dibawa ke tempat kegiatan, karena buku dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan berharga bagi anak-anak ,” tuturnya. (Munir Lubis)