WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal periode 2024-2029. H. Harun Mustafa Nasution – H. Ichwan Husein Nasution mengajak masyarakat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Madina tahun 2024 Berpolitik Riang Gembira.
Hal itu diungkapkan calon Bupati Mandailing Natal nomor urut 1, Harun Mustafa Nasution usai pengundian nomor urut pasangan calon Bupati-Wakil bupati yang diselenggarakan oleh KPU Mandailing Natal di Gedung Serbaguna, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan, Senin (23/9/2024).
Harun Mustafa Nasution menyampaikan, menjalani Pemilihan Kepala Daerah dan menghadapinya kita harus melakukannya dengan riang gembira. kita yang mencalon sama-sama bermarga Nasution, itu artinya kita semua adalah bersaudara.
Menurutnya, Pilkada hanyalah siklus sekali dalam lima tahun, tetapi persaudaraan, kebersamaan dan keutuhan adalah sesuatu yang harus dijaga dan dirawat sampai kapanpun.
”Mari kita berpolitik ini dengan riang gembira saja, jangan saling sikut, saling adu domba, saling benci dan saling menjatuhkan. Siapapun yang terpilih nantinya, itulah pilihan terbaik masyarakat Mandailing Natal dan yang pasti itulah yang ditetapkan Allah SWT,” ujarnya.
Dijelaskan, seluruh masyarakat Mandailing Natal juga punya harapan yang sama untuk menciptakan pemilu yang aman dan damai, yang akan menjadi contoh di Sumut nantinya. Jika Pilkada Madina lah yang paling adem dan sejuk.
Diakuinya, pilkada hanya sekali dalam lima tahun, setelah itu akan kembali seperti biasa. Jika sebelum pilkada sudah timbul rasa saling benci, adu domba dan sejenisnya, maka kedamaian dalam satu lingkungan sulit terwujud.
”Kita semua ini adalah saudara, kita bertetangga, bersaudara, berteman, bersahabat adalah selamanya. Jangan hanya karena pemilu yang sekali dalam lima tahun, kita berselisih, bertengkar, tidak akur, tidak damai, yang pada akhirnya akan merugikan kita sendiri,” sebutnya.
Lanjut, kata Harun Mustafa Nasution peserta pemilu adalah orang-orang yang memiliki intelektual, emosional dan spiritual yang tinggi. Sehingga setinggi atau sepanas apapun konsentrasinya, mereka hanya akan beradu dan berlaga di momen pemilu, setelah itu mereka akan saling merangkul dan mendukung.
”Begitupun pemilih atau masyarakat, harus bisa menjaga emosional dan sikap yang baik kepada siapapun meski tak satu pilihan. Sekali lagi saya ingatkan, pilkada hanya sekali dalam lima tahun, tapi kita semua ini akan bersama selalu dan hidup dalam kerukunan dan kebersamaan yang indah, ON MA, “tutupnya. (Has)