Warga Huta Ginjang: Desa Pariwisata dan Bank Sampah Hanya Mimpi

WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Warga Desa Huta Ginjang, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan, mengaku trauma dengan sosok pemimpin banyak cakap namun pada faktanya terbukti gagal mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat.

“Jangan lagi bicara program pariwisata dan apalagi bank sampah. Kami trauma. Hanya besar di angan-angan dan pada faktanya gagal,” terang Gondoria Ritonga dan Manggur Pohan.

Kejadian ini terekam dalam kegiatan Mangalap Pagomos Aspirasi (MANGOPI) yang diadakan calon Bupati dan Wakil Bupati Tapsel nomor satu (No.1) Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga (BAGUSI) di Dusun Paya Baiyon, Rabu (16/10/2024) malam kemarin.

Dua ibu rumah tangga itu terlihat spontan dan emosional, saat disinggung tentang telah diresmikannya Huta Ginjang sebagai Desa Pariwisata di Tapsel. Juga tentang Bank Sampah yang dicanangkan Pemkab Tapsel dalam tiga tahun terakhir ini.

“Pak Gus, warga Desa Huta Ginjang siap mendukung dan memenangkan bapak bersama pak Jafar Syahbuddin di Pilkada. Tolong bantu kami dan kami akan bantu bapak untuk membagusi Tapsel,” kata Gondoria dan Manggur Pohan.

Sementara mewakili tokoh masyarakat, Tongku Raja Ritonga, meminta perhatian tentang status tanah warga Desa Huta Ginjang yang sampai saat ini masih dalam status Zona Kuning atau kawasan hutan.

“Ini tanah warisan leluhur kami semenjak desa ini dibuka seratusan tahun silam. Namun belakangan ini disebut masuk Zona Kuning dan pemerintah tidak mau menerbitkan surat hak milik atas tanah,” ujarnya.

Read More

BAGUSI TAPSEL

Mantan Bupati Tapsel Syahrul M. Pasaribu yang turut hadir di acara MANGOPI itu membenarkan bahwa Huta Ginjang telah diresmikan sebagai Desa Pariwisata Tapsel. Bahkan objek wisata berupa pendopo dan kafetaria telah diresmikan di area persawahan desa itu.

“Perencanaannya dibuat di masa kepemimpinan saya. Pembangunan dan peresmiannya di masa kepemimpinan Tapsel saat ini. Namun sudah hancur dan tak berfungsi lagi,” terangnya.

Mengenai tanah warga yang masih Zona Kuning, di masa kepemimpinan Syahrul sudah ada perencanaan pemutihan statusnya lewat program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). Namun karena periodesasi Bupati Tapsel berakhir, ia tidak tahu secara jelas apakah ditindaklanjuti oleh pemerintahan yang sekarang.

“Pak Ritonga menyebut status sampai sekarang masih Zona Kuning, berarti tidak ada yang menindaklanjuti. Kita lupakan sejenak tentang itu, mari menangkan Gus Irawan dan Jafar Syahbuddin agar Tapsel kembali bangkit. Kita bagusi semuanya,” kata Syahrul.

Sementara Calon Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu mengaku prihatin mendengar gagal dan tidak berhasilnya program Desa Pariwisata dan program Bank Sampah di Desa Huta Ginjang.

“Saya belum dapat informasi yang jelas, kenapa ini bisa gagal. Padahal saat peresmian objek wisatanya kemarin itu, saya diundang dan turut hadir,” ujarnya.

Gus Irawan menegaskan, kegagalan demi kegagalan pembangunan seperti inilah yang banyak disampaikan kepadanya. Sehingga muncul niat tulus dan kuat untuk membagusi kampung halaman.

“Tapsel di tiga tahun terakhir mengalami perlambatan pembangunan. Banyak program gagal dan infrastruktur rusak dibiarkan begitu saja. Padahal Tapsel punya uang banyak, namun tidak dipakai dan dibiarkan ‘tidur’ di bank. Itulah yang disebut SiLPA,” jelas Gus.

Karena alasan itulah, Gus Irawan dan Jafar Syahbuddin hadir mengajak segenap masyarakat Tapsel untuk kompak bersatu menuju perubahan yang lebih baik. Bagusi segala sektor demi Tapsel kembali bangkit.

“Amang, inang sasudena. Kesempatan untuk Tapsel yang lebih baik sudah di depan mata kita bersama. Ayo satukan niat dan langkah mewujudkan Tapsel kembali bangkit. Kita bagusi semua ini,” ajak Gus Irawan. (r)

Related posts