WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – H. Syahrul M. Pasaribu SH, pendiri Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kabupaten Tapanuli Selatan, hadiri pengajian akbar di Kecamatan Arse, Minggu (27/10/2024).
Meski sudah mengakhiri jabatan Bupati Tapsel dua periode sejak Februari 2021 yang lalu, kehadirannya memenuhi undangan pengajian tetap disambut antusias dengan lantunan Sholawat Badar oleh ratusan jamaah pengajian akbar.
Seperti biasa di tiap kehadirannya di pengajian akbar Arse, Syahrul menunaikan kewajiban membayar iuran Koperasi Wanita Mawaddah Amaliah Akbar BKMT Arse sebesar Rp3,4 juta.
Pengajian akbar ini dihadiri Camat Arse Syahwan Ritonga, Sekcam Arse Partahian Ritonga, Lurah Arse Saidal Makruf Siregar, Plt. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Arse Zulkarnaen dan Sekretaris BKMT Tapsel Hj. Ansoriah serta Kepala Desa se kecamatan Arse.
Calon Wakil Bupati Tapsel nomot urut satu (No.1) yang juga pimpinan Pesantren Darul Mursyid (PDM) Jafar Syahbuddin Ritonga, hadir beserta istri dan ibundanya.
Ansyoriah Siregar Sekretaris BKMT Tapsel yang juga Ketua Koperasi Mawaddah berterima kasih atas kepedulian Syahrul terhadap perkembangan BKMT dan Koperasi Wanita di Arse ini dan untuk menyegarkan ingatan anggota BKMT, meminta Syahrul agar menceritakan sejarah lahirnya BKMT Tapsel.
Kata Syahrul, BKMT bukanlah organisasi pemerintah. Melainkan organisasi sosial keagamaan yang secara nasional berdiri atas gagasan oleh ulama perempuan Betawi, Hj. Tuty Awaliyah serta kesepakatan 700 majelis taklim pada tahun 1981 dan ustadzah tersebut pada tahun 1988 diangkat menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
Belasan tahun kemudian, BKMT terbentuk di Provinsi Sumatera Utara. Tahun 2011 atau setahun periode pertama Syahrul Pasaribu menjabat Bupati Tapsel, pengurus BKMT Sumatera Utara meminta Syahrul bersama Ketua TP PKK, Hj. Syaufialina membentuk dan mendirikan BKMT Tapanuli Selatan.
Tujuan pembentukan BKMT Tapsel ini ialah menghimpun seluruh majelis taklim serta menambah pengetahuan keagamaan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan (Imtaq) anggotanya. Sebagai wadah silaturahmi antar masyarakat dan juga sebagai sarana pertemuan pemerintah dengan rakyatnya.
“Ketika itu, beberapa kecamatan di Tapsel telah terbentuk perhimpunan perwiridan yasin atau pengajian ibu-ibu. Di Arse ada pengajian Amaliah Akbar, di Sipirok ada Marsada dan di Angkola Barat ada Ikatan Perwiridan Yasin atau IPY,” jelas Syahrul.
Perkumpulan pengajian ibu-ibu inilah serta majelis taklim di desa-desa yang selanjutnya dihimpun dan menjadi anggota BKMT. Ketua pertamanya Hj. Hasni Delaila Harahap, ketua kedua Hj. Anna Leli Hutasuhut dan ketiga atau saat ini ialah Hj. Rosmayanti Ritonga.
Setelah 10 tahun atau menjelang akhir masa jabatan periode kedua Syahrul Bupati Tapsel, jumlah anggota BKMT Tapsel di 15 kecamatan sudah mencapai 26.000 orang. Mereka ini sebagian besar didaftarkan sebagai peserta BPJS Kesehatan.
“Di pengajian akbar Arse ini, oleh anggota BKMT dibentuk Koperasi yang diberi nama Koperasi Mawaddah yang saya termasuk sebagai anggota kehormatan. Dari dulu sampai hari ini, saya memiliki kewajiban membayar iuran disetiap kehadiran pada pengajian. Hingga saat ini aset koperasi kita sudah mencapai Rp600 juta,” terang Syahrul.
Pada kesempatan itu Syahrul yang pendiri BKMT Tapsel berulangkali menekankan bahwa BKMT bukanlah organisasi milik pemerintah, tetapi murni organisasi sosial keagamaan yang mandiri yang beranggotakan warga majelis taklim.
Maka kepada Jafar Syahbuddin yang pada Pilkada Tapsel tahun ini mencalon Wakil Bupati bersama calon Bupati Gus Irawan Pasaribu, diminta Syahrul agar legowo tidak diberikan kesempatan berpidato agar tidak ada kesan, pengajian akbar ini disalah gunakan ajang kampanye.
“Saya lihat di sini ada Panwascam. Tolong bapak-bapak saksikan acara ini sampai akhir. Pengajian akbar ini bukanlah tempat kampanye. Saya tahu sambutan saya ini ada yang merekam, silahkan saja dikirim kemanapun dan kepada siapapun,” ujarnya.
Kepada ratusan jamaah yang hadir, Syahrul meminta agar cerdas dalam memilih pemimpin di Pilkada tahun ini. Jaga kekompakan dan persatuan serta kesatuan.
“Menyahuti keluhan warga atas rusaknya jalan ke Arse sampai Aek Bilah tiga tahun belakangan ini. Maka dalam Pilkada 27 Nopember, cerdas lah untuk memilih pemimpin yang bisa membagusi jalan ini. Apakah masih kita lanjutkan keadaan yang seperti ini ?” tanya Syahrul dan dijawab “Tidak” oleh semua yang hadir.
Kemudian belakangan ini ada intimidasi terhadap keluarga penerima bantuan sosial (Bansos) yang tidak mendukung salah satu calon tertentu di Pilkada.
“Jangan mau diintimidasi. Mulai hari ini, lawan dan laporkan semua bentuk intimidasi itu. Sebab, bantuan itu bukan uang mereka dan tidak semudah itu mengganti penerima PKH ataupun BPNT,” tegas Syahrul.
Informasi yang diperoleh bahwa, hasil Pilkada serentak 27 November nanti direncanakan akan dilantik sekitar Januari 2025 dan berharap jangan karena Pilkada, ukhuwah yang sudah terjalin baik selama ini, tercederai. (r)