WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Proyek percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3A-TGAI) yang berlokasi di Desa Bangun Sejati, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal menuai sorotan. Pasalnya, proyek yang dikerjakan pihak ketiga dengan mengatasnamakan kelompok perkumpulan petani pemakai air (P3A) Bangun Sejati ini berasal dari anggaran APBN tahun 2024 ini belum juga selesai dikerjakan. Namun dalam pelaksanaannya, muncul dugaan bahwa proyek tersebut tidak memiliki izin dari kepala desa setempat, dan para pekerja proyek ini pun didatangkan dari luar desa.
Berdasarkan tim investigasi Wartamandailing yang beberapa kali mendatangi lokasi tidak tampak kehadiran tim pendamping masyarakat maupun ketua kelompok bahkan yang disebut pemborong.
Para pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai, selain itu, proyek ini belum selesai dikerjakan padahal kini sudah memasuki tahun 2025.
Seorang pekerja yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan terkait kualitas proyek mengaku kurang paham, tapi meski begitu ia mengerjakan itu sesuai dengan arahan pemborongnya.
“Ada bahan saya kerjakan, mulai dari angkat bahan, gocok semen dan plaster saya sendiri, soal kualitas dan kenapa belum selesai saya kurang paham, “ujar pekerja proyek P3TGAI Mahkota ini.
“Ini pun saya kerja karena sengan sama istrinya pemborong, sebab istrinya guru dari anak saya di SD Mompang, dan kalau bisa abang temui aja Sitorus pemborong proyek ini di titik di lokasi kelompok Sahata sana, “katanya sambil menunjuk lokasi.
Pemborong yang disebut Sitorus ketika di cek kelokasi proyek sudah tidak ditemukan, diduga kuat dengan kedatangan tim investigasi oknum pemborong tersebut pun menghindar.
“Tadi bang Torus ada diujung jalan tempat diturunkannya semen, tepatnya ditempat parkir kereta itu, disitu dia tadi, “ujar pekerja tani Sahata yang mengaku asal desa Bange tersebut.
Ketika ditanya kapan pekerjaan proyek P3A-TGAI ini selesai, salah satu pekerja tersebut mengaku proyek ini diperkirakan akan selesai pada minggu depan.
“Ini selesai minggu depan, karena kami saat ini masih plaster dinding, selanjutnya baru lantai, “ucapnya.
Kepala Desa Bangun Sejati yang dicari ke kantor desa tidak ditemukan dan dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp tidak masuk, sebab diduga nomor awak media telah blokir oleh oknum kepala desa tersebut.
Hal yang sama juga dengan oknum pemborong proyek P3TGAI Tani Sahata dan Tani Mahkota, nomornya tidak bisa lagi dihubungi dan diduga telah memblokir nomor awak media juga.
Pelaksana proyek P3A-TGAI Tani Sahata Dan Mahkota serta oknum Kepala Desa Bangun Sejati diduga “Pengecut”. Dikatakan ke media lain bahwa bangunan itu sangat bermanfaat bagi petani dan kini sawah warga makin subur. dimana suburnya?. Bangunannya saja belum selesai dikerjakan.
Pantauan, Rabu (1/1/2025). Proyek P3TGAI Tani Sahata dan Tani Mahkota di Desa Bangun Sejati, Kecamatan Hutabargot belum selesai dikerjakan. Parahnya lagi, pada bangunan pondasi ditemukan adukan semen dan pasir bercampur tanah.
Selain itu, pondasi bangunan tidak digali, akibatnya dibeberapa titik ditemukan bangunan menggantung, ada juga pondasi diletakkan pada akar pohon kelapa, kemudian ketebalan bangunan juga diduga tidak sesuai spesifikasi.
Hingga berita di tulis, Ketua P3A Tani Sahata dan Tani Mahkota belum berhasil ditemukan dan dikonfirmasi. Tim media meminta kepada Dinas Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta BWS ll dan SDA ll Sumut untuk segera turun tangan dan melakukan pemeriksaan langsung ke lokasi proyek. Jika ditemukan adanya penyimpangan, pihak terkait diharapkan memberi sanksi tegas kepada penanggung jawab kegiatan. (Has)