WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Kearifan lokal ‘lubuk larangan’ manfaatnya ternyata tak hanya menjaga kelestarian aliran sungai beserta biota air didalamnya dari tangan-tangan rakus, tetapi juga mendorong peningkatan perekonomian warga dan juga membantu pembangunan sarana prasarana desa.
Seperti halnya yang diterapkan warga Dusun Sitada-tada, Desa Sanggapati, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
“Lubuk larangan sudah kami terapkan sejak kepemimpinan Syahrul Pasaribu di Tapsel. Di awal, kami dibantu benih ikan. Hasilnya lumayan untuk membantu kepentingan umum, seperti membuat jalan rabat beton di tengah pemukiman Dusun Sitada-tada,” sebut Kepala Desa Sanggapati, Soleman Sinaga di sela pelepasan benih ikan mas di lubuk larangan Satahi, Sitada-tada, Jum’at (13/6/2025).
Dijelaskannya, panjang aliran Sungai Batang Tura di Desa Sanggapati adalah sekitar 5 kilometer. Sehingga, sangat berpotensi dijadikan lubuk larangan dalam mendukung program kerja 1000 kolam dari Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga, untuk mewujutkan Tapsel sebagai daerah swasembada ikan.
“Di sini sudah berjalan dengan baik, tinggal meneruskan dan meningkatkan saja,” sebut Soleman.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan Tapsel, Syaiful AP Nasution menyebut, lubuk larangan memiliki nilai sosial dan ekonomi. Hasilnya ternyata telah digunakan untuk membangun sarana umum, seperti jalan di tengah pemukiman warga.
“Yang kita lepas ada ikan Jurung, Baung dan juga Tawes dengan total 8000 ekor,” terang Syaiful.
Hal senada juga disebut Wakil Ketua DPRD Tapsel, Abdul Basith Dalimunthe. Menurutnya, selain menghasilkan ikan, lubuk larangan tak juga dapat menjaga kelestarian aliran sungai.
“Mari kita kompak dan dukung swasembada ikan di Tapsel yang digaungkan Bupati dengan program 1000 kolam. Ini tentu selaras dengan program Presiden Prabowo Subianto, yaitu makan bergizi gratis,” papar Basith.
Demikian juga dengan Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu menuturkan kalau Tapsel meiliki banyak aliran air. Akan tetapi selama ini kebutuhan ikan masih mengandalkan dari daerah lain. Dimana, ikan air tawar yang dikonsumsi warga Tapsel, produksi lokal hanya setengah saja.
Gus mengemukakan, potensi yang dimiliki daerah ini harus dioptimalkan dengan tata kelola yang baik, sehingga Tapsel menjadi daerah swasembada ikan dalam menjaga ketersediaan gizi.
“Mari sama-sama kita jaga aliran sungai.
Saya minta Camat, agar rutin melakukan monitoring dan evaluasi terkait kegiatan ini, untuk memastikan program berjalan dengan baik,” ungkapnya. (r)