WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Bantuan miliaran rupiah untuk perbaikan irigasi di Tapanuli Selatan (Tapsel) rawan diselewengkan. Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) yang seharusnya menyejahterakan petani, justru diduga kuat menjadi bancakan pihak ketiga.
Investigasi lapangan menemukan, sepuluh proyek P3TGAI di berbagai desa di Tapsel disinyalir dikendalikan penuh oleh ‘pihak ketiga’. Modusnya, kelompok tani Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) hanya dijadikan bemper untuk mencairkan dana.
“Nama kelompok tani saja yang dipakai, tapi yang kerja orang lain (bukan anggota),” ungkap sumber terpercaya dari Desa Pintu Padang, Kecamatan Angkola Selatan. Ia menambahkan, P3A hanya dijadikan ‘alat tumpang dana’ saja.
Kondisi ini memicu kekhawatiran serius. Mark-up anggaran, kualitas pekerjaan asal-asalan, hingga potensi korupsi menjadi ancaman nyata. Alhasil, proyek irigasi yang seharusnya kokoh dan berkelanjutan, terancam mangkrak sebelum musim panen tiba.
Anehnya, Ketua Kelompok Tani beserta Konsultan Manajemen Balai (KMB) memilih bungkam saat dikonfirmasi. Sikap ini menimbulkan tanda tanya besar, bahkan memunculkan dugaan keterlibatan oknum dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II.
GAPERTA Geram, Siap Bongkar Dugaan Korupsi
Menanggapi temuan ini, aktivis Gabungan Pergerakan Tapanuli (GAPERTA), Stevenson Ompu Sunggu, berang. Ia menegaskan, pihaknya telah lama mencium aroma tak sedap dalam pelaksanaan P3TGAI di Tapsel.
“Kami tidak akan tinggal diam. Tim investigasi kami akan bekerja keras membongkar praktik kotor ini. Siapa pun yang terlibat, harus bertanggung jawab di depan hukum,” tegas Stevenson dengan nada berapi-api, Kamis (25/9/2025).
Kasus ini menjadi ujian berat bagi penegak hukum dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. Masyarakat menanti tindakan tegas dan transparan. Jangan sampai dana yang seharusnya mengalirkan air ke sawah, justru mengalir ke kantong pribadi para koruptor. (Tim)