Diminta Menangkan Sahata di Pilkada, “Bupati Terpilih” Miswar Daulay: Tim Gordang Sambilan Disebut Pengkhianat

Miswar Daulay didampingi dua pengurus Tim Gordang Sambilan, fhoto : Wartamandailing.
Miswar Daulay didampingi dua pengurus Tim Gordang Sambilan, fhoto : Wartamandailing.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal — Tim sayap relawan Sahata, Gordang Sambilan, menggelar konferensi pers di Perumahan Komplek STAIN Madina, Senin sore (24/11/2025).

Dalam keterangan mereka Tim Gordang Sambilan menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap Bupati Mandailing Natal (Madina), Saipullah Nasution, serta mengungkap sejumlah persoalan yang mereka klaim selama ini tidak diketahui publik.

Ketua Tim Gordang Sambilan, Miswaruddin Daulay, menjelaskan bahwa pada Pilkada 2024 lalu tim mereka dibentuk atas permintaan pasangan Saipullah–Atika untuk membantu memenangkan kontestasi tersebut. Mereka diberi kepercayaan melakukan survei lapangan dan menangani pemenangan di wilayah Kota Panyabungan, Panyabungan Timur, dan Panyabungan Barat.

Menurut Miswar, tim mereka bahkan ikut menanggung sejumlah biaya kegiatan Pilkada, termasuk membagikan uang kepada masyarakat sesuai permintaan pihak Saipullah ketika masa kampanye berlangsung.

Keretakan hubungan antara Tim Gordang Sambilan dan Bupati Madina disebut bermula ketika pihak Saipullah meminta uang sebesar Rp700 juta. Alasannya, dana untuk dua desa di Panyabungan Timur—Hutarimbaru dan Sirangkap—disebut tidak disalurkan. Miswar menegaskan bahwa dana yang pernah diserahkan kepada tim telah dibagikan kepada masyarakat sesuai instruksi.

“Karena alasan itu, akhirnya kami menyerahkan uang Rp47 juta lebih kepada dua orang utusan Saipullah yang datang menemui kami di Griya Madina Centre,” ujar Miswar.

Ia menyebut nama Sapril dan Fahmi sebagai pihak yang datang sebagai utusan dan mengambil dana tersebut. Miswar menegaskan uang itu berasal dari donatur yang dikumpulkan Tim Gordang Sambilan, bukan dari pihak Saipullah.

Bacaan Lainnya

Dana tersebut, lanjutnya, digunakan untuk menutupi berbagai kebutuhan kampanye, termasuk pembenahan atribut pasangan Saipullah–Atika hingga pembuatan baliho.

Dalam pernyataannya, Tim Gordang Sambilan menilai Saipullah bukan sosok pemimpin yang amanah.

“Sejak dilantik, ia sombong dan angkuh. Orang-orang yang berjasa justru difitnah. Ciak-ciak istilah publik. Kami merasa dikhianati dan dituduh sebagai pengkhianat,” tegas Miswar.

Tim Gordang Sambilan menyebut apa yang mereka sampaikan baru sebagian kecil dari berbagai persoalan yang mereka alami selama berhubungan dengan Saipullah. Mereka menegaskan bahwa Madina tidak boleh dijadikan seperti kerajaan yang dipimpin sosok bertopeng dengan pencitraan religius.

Dalam konferensi pers itu, mereka juga mengaku mendapat ancaman dari beberapa pihak setelah hubungan dengan Bupati retak dan memburuk. Miswar menuturkan bahwa somasi yang disampaikan hari ini merupakan somasi pertama, dan mereka akan melanjutkan somasi berikutnya apabila tidak ada penyelesaian.

Mereka juga menyatakan siap menempuh jalur hukum, termasuk melapor ke Mahkamah Konstitusi jika terdapat dasar hukumnya.

Menutup pernyataannya, Tim Gordang Sambilan yang dipimpin Miswar menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Madina yang dulu mengikuti ajakan mereka mendukung pasangan Saipullah–Atika pada Pilkada 2024.

“Kami meminta maaf karena telah mengenalkan figur yang pada akhirnya tidak amanah,” ujar Miswar. (Has)

Contoh Gambar di HTML