WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal — Sebanyak 13 hektare sawah milik warga Desa Singkuang I, Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG), terendam banjir setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Ketinggian air yang cukup signifikan membuat tanaman padi terancam rusak dan berpotensi gagal panen.
Menurut keterangan sejumlah petani, banjir mulai memasuki area persawahan sejak dua hari lalu dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kondisi tersebut membuat para petani khawatir, sebab padi yang terlalu lama terendam berisiko membusuk dan tidak dapat menghasilkan.
“Air sudah tiga hari tidak surut. Kalau begini terus, kami bisa gagal panen,” ujar seorang petani dengan nada cemas.
Sekretaris Bumdes Seroja Desa Singkuang I, Sersan, menyampaikan bahwa lahan pertanian yang terdampak banjir merupakan bagian dari pengelolaan Bumdes. Saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan untuk memastikan besaran kerugian serta langkah penanganan yang perlu segera dilakukan.
Sementara itu, Ketua Koperasi HSB, Tapriadi, menjelaskan bahwa tingginya debit air yang masuk ke permukiman dan persawahan dipicu oleh penyempitan aliran Sungai Siriam, yang ditanami sawit oleh perkebunan PT Rendi Permata Raya. Kondisi tersebut membuat air lebih cepat meluap saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
“Aliran sungai semakin sempit akibat DAS ditanami sawit. Jadi begitu hujan deras, air langsung naik dan meluap ke permukiman serta sawah warga Desa Singkuang I,” jelasnya.

Sejumlah Petani tampak memantau sawahnya yang terendam banjir dari pondok (saung).
Selain merendam sawah, banjir juga menghambat aktivitas pertanian, termasuk pemupukan dan pengendalian hama yang seharusnya dilakukan pada fase pertumbuhan padi saat ini. Para petani berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk mencegah kerugian yang lebih besar.

Sebagian tanaman padi sudah tenggelam dihantam banjir.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah desa bersama Bumdes dan pihak terkait masih melakukan pendataan terhadap lahan serta petani yang terdampak. Warga berharap ada solusi cepat agar tanaman padi yang tersisa dapat diselamatkan.
(Has)

