WARTAMANDAILING.COM, Medan – Kericuhan dan aksi saling dorong terjadi di loket bus ALS Siborong-borong, Tapanuli Utara. Kejadian ini membuat Purnama Marintan jadi korban pengeroyokan oleh puluhan orang hingga mengalami memar dan luka-luka.
“Kejadian pengeroyokan di loket ALS Siborong-borong, saat korban menanyakan kenapa barang rusak, bukannya mendapatkan penjelasan malah di maki-maki,” kata Joshua Banjarnahor yang merupakan kerabat korban kepada awak media, Selasa (24/12/2019).
Korban saat itu ingin mengambil paket barang di loket bus ALS, akan tetapi paket yang akan diambil keadaannya rusak.
Korban pun meminta penjelasan kenapa barang yang dikirim melalui jasa bus ALS mengalami kerusakan.
Saat itu Purnama Marintan pun mengaku kesal karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari petugas loket ALS.
“Dia pulang karena seorang diri menghadapi puluhan orang,” kata Joshua.
Keesokan harinya korban datang kembali beserta 6 saudaranya, hingga terjadilah kericuhan antara keluarga dengan beberapa petugas bus ALS.
Setibanya di lokasi saudara korban menanyakan kejadian kemarin terhadap koordinator loket ALS bernama Usdek, kejadian menjadi memanas karena perlakuan Usdek beserta keluarga dan juga rekan rekannya melakukan pemukulan terhadap Purnama Marintan dan keluarganya.
“Kejadian memanas, karena perlakuan Usdek beserta keluarganya juga rekan-rekannya melakukan persekusi terhadap Purnama Marintan,” sambung Joshua.
“Wajah dipukul, dilukai lengannya dengan cakaran, payudara nya ditarik, alat kelamin dijambak,” tambah Joshua.
Terlihat muka dari Purnama Marintan memar, lengannya luka dan bajunya sobek begitu juga adik korban kepalanya memar.
Joshua mengatakan kalau korban telah mendatangi Polsek Siborong-borong guna melaporkan kejadian tersebut.
Namun sesuai keterangan korban kondisi di Polsek kurang kondusif karena banyak oknum warga yang mendatangi polsek, korban berharap penanganan dari Polsek Siborong-borong adil dan sesuai dengan peraturan.
Sementara itu Kapolsek Siborong-borong AKP Patar Manurung membenarkan memang ada kejadian tersebut.
Dia menyebut kalau keributan itu terjadi karena adanya selisih faham.
“Selisih paham kemarin sampai adalah kekurangpuasan, tapi sudah selesai, sudah diterima dan sudah kita mediasi di kantor,” kata Patar saat dihubungi via seluler, Rabu (25/12/2019).(bs/tribunmedan)