WARTAMANDAILING.COM, Kazakhstan – Musibah jatuhnya pesawat Bek Air Forker di Kazakhstan pada Jumat, 27 Desember 2019, menggoreskan kesedihan pada dunia penerbangan internasional. Burung besi itu jatuh tak lama setelah lepas landas menewaskan 12 orang dan 49 lainnya luka-luka.
Dikutip dari reuters.com, burung besi itu oleng dan jatuh menghantam pagar beton serta gedung dua lantai. Komiter Penerbangan Sipil Kazakhstan mengatakan masih belum diketahui pasti apa penyebab kecelakaan.
Sebelum pesawat Bek Air Forker jatuh, setidaknya ada tiga kecelakaan dalam dunia penerbangan pada penghujung 2019.
Pertama : Pada 27 November 2019, tujuh orang tewas ketika sebuah pesawat kecil Piper PA-32 jatuh di wilayah utara Kingston, Ontario, Kanada. Pesawat yang jatuh pada pukul 5 sore itu belum diketahui penyebabnya.
Dikutip dari nytimes.com, Badan Transportasi Keamanan Kanada, mengatakan dugaan sementara pesawat itu menabrak objek saat terbang dari Bandara Toronto Buttonville menuju Quebec City. Tabrakan itu telah menimbulkan sudut benturan yang sangat tajam dan diperparah dengan kondisi cuaca.
Kedua : Pada 1 Desember 2019, sebuah pesawat jatuh di San Antonio, Amerika Serikat, menewaskan tiga orang. Burung besi itu merupakan pesawat bermesin satu yang bertolak dari Sugar Land menuju Boerne, Texas.
Dalam perjalanannya, pesawat itu mengalami masalah mesin sehingga pilot hendak melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional San Antonio, namun yang terjadi pesawat itu tersungkur ke jalan.
Ketiga : Pada 3 Desember 2019, sebuah pesawat Pilatus PC-12, yang membawa 12 orang dalam satu keluarga jatuh dan menewaskan sembilan orang dan tiga orang luka-luka. Dugaan sementara, musibah terjadi karena cuaca buruk.
Dikutip dari usatoday.com, pesawat itu jatuh saat baru terbang sejauh satu mil setelah lepas landas dan menghantam sebuah ladang di wilayah selatan Chamberlian, South Dakota, Amerika Serikat.
Badan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat meyakinkan investigasi mendalam atas musibah ini akan dilakukan.(bs/tempo)