WARTAMANDAILING.COM, Jakarta – “Syukurlah sebagian banjir di Jakarta dan sekitarnya sudah mulai surut, kini saatnya mengevakuasi mobil yang terjebak banjir,” kata salah satu warga diseputaran Bekasi, Kamis (02/01/2020).
Para pemilik mobil banyak yang memanggil layanan towing (derek) untuk mengangkut mobilnya ke tempat yang aman.
Akibatnya, pengusaha towing pun mengakui kelimpungan mendapat banyaknya panggilan dari pelanggan.
“Kami dari subuh tadi sudah evakuasi banyak, hampir 300 permintaan yang masuk, ini masih ada antrean panjang,” kata Edi, pemilik Djaks Towing saat dihubungi awak media, Rabu kemarin.
Senada dengan Edi, Jaka pemilik Captain Jack Indonesia juga mengaku kewalahan menerima panggilan dari konsumen.
“Kami sampai sore ini sudah mengevakuasi 7 mobil, itu belum termasuk orderan-orderan yang saya lempar ke teman-teman pengusaha towinglainnya,” kata Jaka.
“Kami kan ada asosiasinya, itu di grup WA kami saling lempar-lemparan order. Karena saking banyaknya orang yang telfon, akhirnya banyak yang enggak kepegang. Kami semua (pengusaha jasa towing) kewalahan,” sambung Jaka.
Dalam memenuhi panggilan pelanggan, baik Jaka maupun Edi mengaku tak mengambil semua orderan yang masuk.
Selain karena alasan waktu dan keterbatasan armada, alasan keselamatan juga jadi pertimbangan utama keduanya.
“Enggak semua orderan kami terima, kalau lokasi mobil yang mau diangkut tinggi genangannya melewati batas ban, ya kami nggak mau terima. Kami enggak berani masuk karena bahaya,” ucap Edi.
Menurut Edi, pemilik Djaks Towing, untuk mengangkut mobil dari lokasi banjir ke tempat kering, harga yang dikenakan adalah Rp 1,5 juta.
Ia mengatakan, harga tersebut ditentukan karena risiko mengangkut mobil ke wilayah banjir sangat besar.
“Bukannya saya nyari keuntungan dari orang yang kena musibah. Tapi ini kan risikonya tinggi, kami juga enggak bisa sembarangan ambil,” tutup Edi.(bs/gridoto.com)