WARTAMANDAILING.COM, Kepulauan Riau – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta terbang ke Natuna besok, Rabu (8/1/2020). Kedatangan Jokowi bagian dari respons pemerintah terkait terkait Natuna yang sedang memanas.
Belakangan, kapal-kapal nelayan Cina semakin ramai berlayar di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dikawal oleh Coast Guard (petugas maritim) China.
Cina mengklaim wilayah itu masuk dalam wilayah yang menjadi tradisi mereka sejak lama, sementara Indonesia berpijak berdasarkan aturan Internasional Konvensi PBB tentang Hukum Laut (Unclos).
Namun beberapa waktu terakhir, ekspansi kapal-kapal nelayan Cina di kawasan itu semakin menjadi. Perahu nelayan-nelayan lokal di Natuna yang menggunakan kapal tradisional yang lebih kecil terancam.
Kabar menyambut Jokowi disambut Plt Gibernur Kepri, Isdianto.
“Ya, kami sudah mendapatkan agenda kunjungan Presiden ke Natuna,” kata Isdianto, di Kantor Gubernur, Selasa (7/1/2020).
Rombongan Presiden memutuskan ke Natuna pada hari Rabu (8/1/2020). Sesuai agenda rombongan ini akan langsung dari Jakarta ke Natuna.
“Ya nanti pakai pesawat Kepresidenan langsung ke Natuna. Tentunya kita di sini berkoordinasi dengan pihak keamanan. Dan saya juga akan ke Natuna mendampinginya, ”kata Isdianto.
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah mengirimkan pasukan dan juga kapal-kapal perang untuk menyelamatkan kapal natuna dari ekspansi kapal Tiongkok di wilayah ZEEI Indonesia.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI, Laksamana Madya TNI Yudo Margono, menyebutkan bahwa kapal-kapal nelayan China masih bertahan di laut Natuna, Kepri.
Mereka memilih ikan dengan posisi sekitar 130 mil dari kapal Ranai, Natuna.
“Kapal Nelayan Cina itu di kawal oleh kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas perikanan Tiongkok,” kata Yudo Margono dalam pertemuan pers di Pangkalan Udara TNI AL di Tanjungpinang.
Yudo meminta, TNI melakukan operasi dengan menerjunkan dua kapal KRI, untuk mengusir kapal-kapal tersebut keluar dari laut Natuna.
“Kami terus berkomunikasi dengan kapal penjaga pantai Cina ini, agar segera berangkat berlayar Indonesia,” katanya.
Ia juga menjelaskan, operasi ini tidak memiliki batas waktu, namun yang pasti pihaknya akan terus melakukan upaya memperingati agar kapal China harus pergi meninggalkan wilayah laut Indonesia.
“Saat ini kami masih fokus untuk menambah kekuatan TNI di Natuna,” tegasnya.
Langkah dan tindakan yang dilakukan TNI saat ini masih bersifat persuasif dengan memperingati kapal Tiongkok tersebut.(wm/batamnews)