Komunitas Hatabosi Tapsel Menuju Kalpataru Tahun 2020

Disamping itu kehidupan mereka juga sangat kompak dengan selalu mengutamakan gotong royong secara bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar Hatabosi yang meliputi Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Siranap serta masyarakat sekitarnya.

Oleh karena itu, sudah selayaknya masyarakat yang telah melakukan penjagaan, pemeliharaan sumber air dan kawasan hutan Sibual-buali yang beririsan dengan ekosistem Batangtoru ini untuk mendapatkan penghargaan Kalpataru. Karena penghargaan ini merupakan wujud kehadiran negara melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kita sangat mendukung penuh sikap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang akan memberikan penghargaan, sehingga ini menjadi contoh terhadap masyarakat lain untuk melakukan perbuatan-perbuatan terpuji dalam menyelamatkan alam semesta dari kepunahan sehingga kelak dapat diwariskan kepada anak cucu kita,” katanya.

Disamping itu, Ketua Majelis Wali Amanat USU Panusunan Pasaribu yang juga Putra Hatabosi Tanjung Rompa mengatakan, bahwa beliau merupakan salah satu putra yang lahir satu tahun setelah bangsa ini merdeka yakni di Tanjung Rompa dan umur empat tahun dia dibawa orang tua ke Padangsidimpuan dan tidak pernah berdomisili disana.

“Setelah melihat perkembangan disana saya merasa bangga melihat perkembangan yang telah dirintis oleh kakek saya yang membuat sistem irigasi dengan menggunakan kearifan lokal. Jadi saya waktu itu masih ingat saat Ompung saya bercerita, bahwasanya hutan merupakan sumber mata air dan mata air merupakan sumber kehidupan,” ucapnya.

“Apalagi pada saat itu mereka membangun irigasi seperti terowongan padahal mereka sendiri tidak pernah sekolah akan tetapi mampu untuk membangun irigasi tersebut dan sampai saat ini irigasi tersebut masih berfungsi untuk mengairi persawahan yang ada di Hatabosi dan apalagi Pemkab Tapsel selalu ikut mensupport dan juga menularkan kebeberapa Kecamatan yang mungkin banyak persawahannya,” tambahnya.

Oleh karena itu beliau mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang menginisiasi untuk mendapatkan Kalpataru dan bagi dirinya yang sudah pernah berkecimpung di pemerintahan dan juga pernah menjadi Kepala Daerah. Menurut dia bukan Kalpatarunya yang penting akan tetapi bagaimana untuk tetap mempertahankan kearifan lokal ini agar tetap terjaga dan lestari.

Read More

Adapun Tim Verifikasi dan Validasinya yakni, Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc, Hasnawir, S.Hut, M.Sc, Ph.D, Dadang Kusbiantoro, SE, Drs. Mardi Effendi, Ir. Latifah Hendarto, M.Sc, Dra. Vidya Sari Nalang, M.Sc, drh. Triyaka Lisdiyanta, M.Si, Drs. Untung Widyanto, M.Si, Ahmad Junaedi, SH, Fitri Novitasari, S.Sos, M.Sc, Bona Sapril Sinaga, S.Hut, Arjun, SE, Nurhayati, ST, M.Si, M. Mashuri Alif, SE, Sita Anggreini, SE, Faisal M. Jasin, ST, M.Si, Siti Mardian Pramiati, S.Si, dan Nurdesri Wahyuningtyas, SE.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir pada vidcon, Staf Ahli Bupati Bid. Ekbang, Syahgiman Siregar, Ka. Bappeda, Abadi Siregar, Kadis LH, Syahrir Siregar, Kadis Naker, Arman Pasaribu, Kabag Humas dan Protokol, Isnut Siregar, Camat Marancar, Supri Siregar, Kades Haunatas, Kades Tanjung Dolok, tokoh adat, mantari bondar dan jago bondar. (r/yus)

Related posts