WARTAMANDAILING.COM, Humbahas – Kentang merupakan salah satu komoditas pangan yang dihasilkan Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Untuk itu komitmen Humbahas dalam memenuhi ketersediaan pangan Sumatera Utara (Sumut) sangat dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R Sabrina usai mendampingi Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi lahan pembibitan kentang PT Indofood di Desa Paranginan, Kabupaten Humbahas, Sabtu (20/6/2020).
“Kami harapkan dukungan Pak Bupati bersama semua elemen membangun ketersediaan pangan yang cukup di Sumut,” kata Sabrina.
Ketersediaan pangan di Sumut, menurut Sabrina, dapat terpenuhi apabila semua pihak dapat bekerja sama. Mulai dari Pemkab, Forkopimda hingga Satgas Pangan Sumut. Diharapkan semua elemen tersebut dapat bekerja sama berkontribusi memenuhi ketersediaan pangan.
Lahan pembibitan kentang tersebut memiliki luas 6,7 hektare. Rata-rata 1 hektare bisa menghasilkan sekitar 20 ton kentang atau jika dirupiahkan sebesar Rp 280 juta.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kentang bukan hanya kebutuhan nasional namun juga kebutuhan dunia. Untuk itu, ia berharap lahannya bisa diekspansi lebih kuat lagi.
“Ini sesuatu yang menjanjikan kepada petani. Ini bukan hanya bisa berkembang di Sumatera Utara, bisa juga dikembangkan di tempat lain di Indonesia,” kata Menteri Pertanian, Syahrul.
Senada dengan Sabrina, Menteri Pertanian mengharapkan pemerintah daerah bersinergi dengan setiap elemen yang ada. Apalagi saat ini dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19.
“Setelah Covid ini, pertanian harus hadir untuk menjamin rakyat agar bisa hidup lebih baik,” kata Syahrul.
Turut hadir Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor, OPD Pemprov Sumut dan OPD Pemkab Humbahas.
Sementara itu, berdasarkan catatan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan ada peningkatan pengiriman produk hortikultura berupa kentang ke pasar ekspor di Singapura dan Malaysia. Tercatat periode Januari sampai dengan April 2020 sudah ada 11 kali ekspor kentang dari Belawan ke Malaysia dan 1 kali ke Singapura dengan total mencapai 80,5 ton.
Sementara pada periode yang sama di tahun 2019 tercatat hanya ada 7 kali frekuensi ekspor dengan tujuan Singapura dan Malaysia 48,5 ton, melonjak hampir dua kali lipat.(wm/humas)