WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Terkait dugaan terlibat bandar judi togel dan terlibat atas tindakan pemerasan dengan kekerasan kepada dua orang warga yakni melalui pemberitaan pada hari Jumat 9 April 2021 di media online Warta Mandailing.
Kepala Desa (Kades) Aek Pardomuan, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Hotma Tua Ritonga membantah semua tudingan itu. Ia menerangkan, semua yang didugakan terhadap dirinya adalah salah dan fitnah bahkan ia merasa itu adalah penghinaan.
Dijelaskan Hotma, dalam pemberitaan itu, TW alias Tukma telah menuding dirinya seorang bandar judi togel. Hal itu dibantah oleh Hotma, ia menyebut bila pun ada bukti-bukti yang dipegang mereka sehingga menuding dirinya seorang bandar judi togel, padahal itu salah satu upaya atau langkah untuk membongkar perjudian yang mereka lakukan melalui situs online.
“Semua yang ditudingkan ke saya adalah salah, memang saya berpura pura jadi bandar hanya untuk dua hari saja dan itu adalah salah satu langkah saya sebagai Kepala Desa dengan maksud membongkar penipuan melalui situs online yang mereka lakukan dan saya bukan pemain judi, bahkan saya tidak tau seperti apa sebenarnya judi togel itu,” papar Kades Aek Pardomuan, Hotma Tua.
Senin (12/4/2021) Kepada Warta Mandailing, Hotma mengatakan, alasan mengapa ia berpura pura menjadi bandar judi togel, hal itu juga atas permintaan sejumlah masyarakat dengan kesepakatan bersama untuk mengungkap penipuan melalui perjudian situs online yang dikhawatirkan masyarakat di desanya menjadi korban penipuan judi online tersebut.
“Mana ada bandar cuma dua hari, itukan trik saya aja dan itu juga atas permintaan warga untuk menjebak mereka saja, saya juga sudah ada bukti dari mereka bahwa telah melakukan penipuan terhadap masyarakat,” ungkapnya.
Nah, soal tudingan dugaan keterlibatan dirinya atas tindakan pemerasan dengan kekerasan. Hotma dengan tegas membantah yang didugakan kepadanya, ia menyebut hal itu tidak benar sama sekali bahkan tidak mengetahui proses pertemuan dan isi pembicaraan bahkan tidak berada di lokasi saat pertemuan mereka dengan masyarakat.
“Tudingan itu juga tidak benar, saya tidak tahu menahu soal penyekapan itu, saya tidak terlibat dalam pembicaraan itu dan saya tidak berada dilokasi, jam 10 malam itu saya sudah dirumah dan tidur, bagaimana mungkin orang sedang tidur bisa berkomunikasi sedangkan kejadian jam 11 malam. Dalam hal ini saya tidak ada keterlibatan sama sekali,” jelas Hotma.
Kades Aek Pardomuan, Hotma Tua Ritonga mengatakan, dengan adanya pemberitaan yang didugakan itu, sangat merugikan dirinya baik di hadapan keluarga dan masyarakatnya bahkan, kata Hotma, hal ini sudah mencoreng nama baiknya dalam organisasi sebagai Kades yakni Apdesi serta beberapa organisasi yang ia geluti.
“Saya memaklumi asumsi sejumlah masyarakat terhadap saya, itu hal yang wajar. Namun, saya tegaskan dalam hal ini, semua tudingan yang didugakan terhadap saya itu salah dan tidak benar adanya,” pungkas Hotma. (Tim)