WARTAMANDAILING.COM, Jawa Timur – Seorang pria yang merupakan ustaz di salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Trenggalek nekat melakukan pencabulan terhadap puluhan santriwati.
Dilansir dari nesiatimes.com, Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Arief Rizky Wicaksana menjelaskan, pelaku berinsial SMT telah melakukan aksi bejatnya sejak tahun 2019 hingga 2021.
Diduga pelaku memanfaatkan kedudukannya sebagai guru untuk membujuk para santriwati di ponpes yang ia asuh tersebut.
Untuk memuaskan nafsu bejatnya, SMT juga diduga memanfaatkan para santriwati yang segan atau takut kepadanya.
“Korban dibujuk dan dirayu dengan kalimat, kalau sama gurunya harus nurut, tidak boleh membantah,” ungkap Kasat Reskrim, Arief pada Jumat (24/9/2021).
Menurut penuturan Arief, rata-rata pelaku mencabuli para korbannya di area pondok pesantren pada saat siang hari.
Lebih lanjut, Arief menyatakan meski korban SMT diduga mencapai puluhan orang, namun hingga kini baru satu orang yang melapor.
Oleh karena itu, Polres Trenggalek memutuskan untuk membuka posko pengaduan bagi korban lain yang ingin melapor.
Arief meminta agar korban tidak perlu ragu karena ia memastikan pihaknya akan menjamin kerahasiaan identitas para korban.
Sebelumnya, aksi cabul pelaku terbongkar ketika ada seorang santriwati yang ingin keluar dari pondok secara mendadak. Santriwati tersebut lantas menceritakan perbuatan bejat SMT kepada orang tuanya.
Saat ini SMT dalam tahanan Polres Trenggalek, pada konferensi pers yang digelar, SMT mengakui sebanyak 34 santriwati yang menjadi korbannya. Ia menyesali perbuatan cabul dan meminta maaf kepada korban.
“Saya menyesal, saya mohon maaf, saya menyesal, saya malu,” kata SMT dalam konferensi pers itu.
Alasan SMT melakukan pencabulan tersebut lantaran hubungannya dengan sang istri kurang harmonis. Ia mengaku jarang bertemu dengan istrinya, meski keduanya bekerja di dalam satu yayasan yang sama.
“Istri saya tugasnya mulai pagi sampai jam satu siang, sedangkan saya mulai siang sampai malam,” kata SMT.
Diakui predator anak itu, karena kondisi keluarga yang kurang harmonis, dirinya melampiaskan nafsunya dengan mencabuli 34 santriwati dengan modus memanggil korban yang diincar, dan diajak ke tempat yang sepi.
Sumber: nesiatimes.com/detik.com