Masyarakat Diminta Siaga Hadapi Ancaman Kejahatan Siber

Ilustrasi Hacker

WARTAMANDAILING.COM, Padang Sidempuan – Pengajar Universitas Dipa Makassar, Komang Aryasa, mengingatkan bahwa serangan dunia maya (cyber attacking) dapat mengakibatkan kerugian dan penderitaan penggunanya. Untuk itu, masyarakat harus siaga dalam menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data.

Serangan Siber

Komang menyatakan serangan siber mempunyai risiko hilangnya data maupun penyalahgunaan data yang dimiliki seseorang. Bahkan, Presiden Joko Widodo pernah bicara mengingatkan pentingnya data. Menurut Jokowi, data merupakan kekayaan baru yang lebih berharga dibandingkan minyak.

“Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita. Kini data lebih berharga daripada minyak. Dalam bidang pertahanan keamanan kita juga harus tanggap dan siap menghadapi perang siber,” kata Komang dalam diskusi virtual yang digelar Kominfo, Minggu, 24 Juli 2022.

Komang mengatakan selain phising sebagai upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan, pengguna digital perlu mewaspadai kejahatan siber lainnya seperti malware, ransomware, maupun scam.

Ia menambahkan beberapa faktor pendukung terjadinya kejahatan siber di antaranya, ketergantungan pada infrastruktur jaringan dan internet, kurangnya pemahaman pada risiko keamanan, rendahnya anggaran untuk cyber security tools, kemudahan untuk melakukan aksi (bagi pelaku).

“Selain itu, juga sulitnya melakukan pelacakan pada cyber criminal, serta adanya persepsi bahwa langkah-langkah untuk mencegahnya akan sangat membuat hidup susah,” kata Komang Aryasa.

Pahami Fitur Keamanan pada Aplikasi

Percakapan dan Media Sosial Sementara itu, influencer sekaligus penyanyi Nelly Carey mengingatkan pentingnya memahami fitur keamanan pada aplikasi percakapan dan media sosial. Hal itu mengingat kedua aplikasi tersebut telah menjadi gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari.

Read More

“Penggunaan aplikasi percakapan dan media sosial harus diimbangi dengan kemampuan keamanan. Selain phising, ancaman online dunia maya ada penguntitan (stalking), penindasan dunia maya, peretasan (hacking) dan penipuan online, pembuatan profil atau akun palsu (fake account),” kata Nelly.

Nelly mengatakan pemahaman terhadap fitur keamanan digital pada aplikasi percakapan seperti WhatsApp adalah sebuah keniscayaan. Selain itu, pengguna digital juga perlu memahami fitur keamanan aplikasi media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Youtube.

Jangan Klik Link Mencurigakan

Sebagai tindak pencegahan kejahatan, Nelly memberikan saran antara lain batasi informasi, selektif, jangan klik link yang mencurigakan, tetap waspada, jangan sembarangan mengakses Wifi, dan selalu log out setelah setiap sesi online.

Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar literasi digital “Indonesia Makin Cakap Digital.” Sejak dilaksanakan pada 2017, program Gerakan Literasi Digital Nasional telah menjangkau 12,6 juta masyarakat. Pada tahun 2022 ini, Kominfo menargetkan pemberian pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta warga masyarakat.

Sumber berita: viva.co.id