Kisah ibu-ibu Pengumpul Batu di Bantaran Sungai Aek Pohon

Masdelina (58) salah seorang ibu-ibu diantaranya pengumpul batu di bantaran sungai aek pohon, kelurahan Pidoli Dolok.fhoto : Syahren.
Masdelina (58) salah seorang ibu-ibu diantaranya pengumpul batu di bantaran sungai aek pohon, kelurahan Pidoli Dolok.fhoto : Syahren.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sejumlah kaum ibu di kelurahan Pidoli Dolok, kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal bertahun-tahun mengais nafkah di Sungai Aek Pohon, Sejak pagi hingga petang mereka mengumpulkan pasir dan batu untuk memenuhi pesanan dari pembeli.

Air di Sungai ini mengalir deras, tapi para perempuan itu tidak memperdulikannya, mereka terus bekerja baik itu sendiri maupun bersama suami dan anak-anaknya. Setelah batu-batu itu terkumpul, mereka membawa ke pinggir sungai agar mudah dijangkau mobil angkut.

Para pengumpul batu mangga itu tidak hanya ibu-ibu yang fisiknya masih kuat, tapi juga yang sudah renta, meski demikian, mereka bukanlah ibu-ibu yang terbiasa bergantung kepada anak atau kerabat, meski renta, mereka tetap semangat dan mandiri bekerja.

Masdelina misalnya, meski sudah berusia 58 tahun, ia masih mampu mengandalkan tenaganya sebagai pengepul batu mangga di bantaran Sungai Aek Pohon, ini dilakukannya, karena butuh uang, agar ia dan keluarganya bisa makan.

“Saya tidak malu dengan pekerjaan ini, daripada mengemis.”kata masdelina. “lebih baik jadi pengumpul batu, yang penting bisa makan.”ujarnya.

(Syahren)

Read More