WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Ratusan orang mengatasnamakan anggota koperasi hasil sawit bersama (HSB) menggelar aksi unjuk rasa menuntut PT Rendi Permata Raya realisasikan plasma, massa memilih sejak senin hingga memasuki 1 hari Ramadhan Rabu Sholat tarawih sahur bersama di lahan perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut.
Ratusan Massa dari Desa Singkuang l, Menjerit dan Histeris di Portal pintu masuk PT Rendi Permata Raya “berikan hak kami, kami sudah lelah kalian bohongi”
Setelah melakukan mediasi berkali kali dan melewati perjuangan warga tak pernah berhenti untuk memperjuangkan hak yang sudah rentang bertahun-tahun dilalui, memasuki satu ramadhan hari ini warga terus menjerit histeris di areal perusahaan perkebunan sawit yang ada di wilayah mereka, Kamis (23/3/2023).
“Ketika kami merasa diperlakukan tidak adil, saat kami menghadapi sikap kesewenang-wenangan, itu yang membuat sebagian kami menangis, menjerit. Ada juga justru sudah seperti kehabisan air mata,” ujar Nenek Mareini (74) warga Desa Singkuang 1, Kec. Muara Batang Gadis, Kab. Mandailing Natal.
Walau usianya sudah tidak muda lagi, tapi semangatnya luar biasa. Dia minta, manusia harus terus berusaha, Allah SWT yang menentukan. Nenek Mareini sangat yakin, doa orang teraniaya akan dikabulkan.
Di hari pertama Ramadan, warga sholat tarawih, sahur dan sholat subuh berjamaah di alam terbuka, di hamparan areal perkebunan, tak jauh dari portal perusahaan yang dipasang massa di gerbang depan PT Rendi Permata Raya.
Makan sahur seadanya, maghrib nanti buka puasa di tengah areal perkebunan kelapa sawit, juga seadanya. Alhamdulillah, masyarakat bersyukur, partisipasi masyarakat bermunculan membantu massa.
Nah, begitu massa mendengar informasi: forum komunikasi pemimpin daerah (Forkopimda) Madina melaksanakan pertemuan membicarakan petani plasma dan perusahaan, Jumat (24/3/2023), massa kemudian menggantungkan harapan di sini.
“Insya Allah, semoga pertemuan ini segera diselesaikan. Kami sudah terlalu lama menunggu. Sudah sangat banyak mengorbankan pikiran, waktu, tenaga dan uang. Kami juga sangat terganggu mencari nafkah akibat persoalan ini yang bertahun-tahun.”ujar Ketua Koperasi Hasil Sawit Bersama (HSB) Sapihuddin, SPd.I, yang juga akrab disapa pak ustadz.
Dia menjelaskan, pertemuan Forkopimda besok, akan menghadirkan perwakilan pengurus koperasi dan masyarakat serta muspika kecamatan.
Akan memobilisasi massa ke kantor bupati? Sekitar berapa massa Singkuang 1 dihadirkan? “Tidak. Hanya lima orang saja. Selebihnya tetap bertahan di areal kebun.”ujar ustadz.
Sapihuddin berharap sesuai tuntutan masyarakat dapat terealisasi plasma sesuai ketentuan, merealisasikan plasma 20 persen dari HGU PT RPR. Perusahaan, lanjut dia, yang mengelola 3.741 ha lahan HGU sejak 2005 lalu. (Syahren)