WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Pardan (15) menderita gangguan pengelihatan, akibat penyakit itu bocah asal Desa Malintang jae, Kecamatan Malintang, Kabupaten Mandailing Natal, akhirnya kini putus sekolah, Jumat (28/7/2023)
Penyakit itu diderita Pardan sebelas bulan terakhir, awalnya malam, penglihatannya mulai silau serta mata terasa perih dan kini matanya tak bisa melihat apa-apa lagi.
Pardan adalah anak pertama dari tiga bersaudara anak dari pasangan Suparman Simanjuntak (47) dan Nurhalimah (46) warga Desa Malintang jae, Kecamatan Malintang, Kabupaten Mandailing Natal.
Oleh ibunya, Parlan telah dibawa berobat ke rumah sakit Permata Madina enam bulan yang lalu, saat pemeriksaan, dokter menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit kota Medan, Namun karena ketiadaan biaya anak bungsunya hingga kini belum mendapat perawatan.
“Meski punya BPJS, namun kami tak punya biaya untuk menutupi kebutuhan, untuk menutupi makan ke tiga anak saya sehari-hari pun saya kewalahan mendapatkannya, “ujar ibu yang ditinggal cerai suaminya ini.
Nurhalimah menceritakan, penyakit anaknya muncul sekitar sebelas bulan yang lalu, karena keterbatasan biaya, Nurhalimah pedagang gorengan ini tak mampu membiayai pengobatan anaknya yang hampir sudah satu tahun Pardan tak mendapat perawatan.
“Awalnya Pardan mengeluh sakit mata ketika melihat merasa silau, seiring waktu ia tak dapat melihat apa-apa lagi, kata Pardan sudah gelap semua, “ujar ibunya.
Nurhalimah mengatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak tentang kesembuhan anaknya, hal itu lantaran tak punya biaya, saat ini dirinya berharap ada donatur maupun bantuan dari pemerintah daerah untuk mau membantu pengobatan anaknya.
“Aku sangat berharap ada yang mau membantu biaya pengobatan agar anakku dapat sembuh, sehingga ke depan dia bisa meneruskan sekolah lagi dan bisa bermain seperti anak normal pada umumnya,”tutupnya. (Has)