WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Muhammad Erkhan (10) bulan seorang bayi yang menderita gizi buruk yang beralamat di jalan Abdul Malik Batang Gadis Vll, Kelurahan Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, dikabarkan telah meninggal dunia, Rabu (4/10/2023)
Sebelumnya diberitakan Wartamandailing tubuh bocah laki-laki malang itu hanya menyisakan kulit dan tulang, dia hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur dan sesekali menangis karena derita yang dialaminya.
Sungguh miris apa yang dialami keluarga Edi Sunardi (47) dan Nurma Yulianti (37) betapa tidak, di tengah-tengah kemiskinan yang mendera, si bungsu buah hati mereka mengalami gizi buruk dan hanya bisa terbaring di tempat tidur saja.
Anak penderita gizi buruk tersebut yaitu Muhammad Erkhan yang merupakan anak kelima dari lima bersaudara buah hati dari pasangan Edi Sunardi dan Nurma Yulianti ini kerap kali menangis.
Keluarga miskin ini tinggal menumpang di rumah yang ditinggalkan pemiliknya, sementara Edi Sunardi, hanya seorang pekerja buruh serabutan, penghasilan Sunardi yang tidak menentu membuatnya tidak mampu untuk memberikan perawatan medis untuk buah hatinya yang menderita gizi buruk.
Ibunda Erkan Nurma Yulianti menuturkan, Muhammad Erkhan anak kelimanya lahir normal seperti anak-anak lainnya, namun karena kondisi ekonomi keluarga tidak mampu memberikan asupan gizi yang baik.
“Erkhan lahir normal dan sehat, saat ini umurnya sudah masuk 10 bulan dan berat badan hanya 5 kilo gram, kondisi fisik demikian, Erkhan sering menangis karena menderita gizi buruk, “ujar Nurma Yulianti kepada Warta Mandailing, selasa (3/10/2023) di kediamannya.
Sementara Edi Sunardi ayah bayi menyampaikan, dibalik kondisi yang dialami buah hati mereka, keluarga miskin ini juga kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan sebab BPJS yang mereka miliki sudah tidak aktif, hal itu akibat tidak terbayar iuran bulanan sejak 6 tahun yang lalu.
“BPJS Erkhan sama sekali tidak ada, di keluarga kami yang punya BPJS Mandiri hanya empat orang dan itupun sudah lama nunggak karena nggak bisa bayar iuran sejak 6 tahun yang lalu, “ujar Sunardi.
Diceritakan Sunardi, jangankan untuk membiayai dan bisa membawa anak berobat ke rumah sakit, untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari saja dirinya kewalahan untuk bisa memenuhi tanggung jawab nafkah bagi kelima anak dan istrinya.
“Saya hanya buruh serabutan lepas, kadang kerja kadang tidak ada sama sekali, beruntung rumah yang kami tempati ini tidak nyewa, pemiliknya mengizinkan kami untuk tinggal sementara sambil menjaga dan merawat rumah ini, “ungkapnya.
Sunardi berharap ada perhatian serius dari orang-orang dermawan dan khususnya dari pemerintah daerah untuk dapat membantu Muhammad Erkhan penderita gizi buruk si bungsu anaknya.
“Kami berharap ada bantuan sosial dari pemerintah daerah agar anak kami segera mendapat perawatan dan pengobatan, “tutupnya.
Kondisi yang dialami Muhammad Erkhan buah hati dari pasangan miskin Edi Sunardi dan Nurma Yulianti luput dari perhatian pemerintah, Padahal sebelumnya pemerintah lewat edukasi kesehatan menyampaikan akan terus menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin serta meningkatkan ketahanan pangan gizi khususnya bagi balita.
Informasi yang dihimpun dari sekitaran rumah duka, saat ini warga setempat sedang melaksanakan proses penggalian di tempat pemakaman umum Sipolu-polu dan mempersiapkan pemandian, lalu di sholatkan dan selanjutnya mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir.
‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kami turut berduka cita atas meninggalnya (Muhammad Erkhan), semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman dan kesabaran. (Has).