Aliansi Mahasiswa Tuntut Wakil Bupati Madina Jelaskan Penanganan Stunting

Dalam aksi Aliansi mahasiswa bakar ban di depan kantor Bupati Madina, Rabu (18/10/2023) fhoto : Wartamandailing.
Dalam aksi Aliansi mahasiswa bakar ban di depan kantor Bupati Madina, Rabu (18/10/2023) fhoto : Wartamandailing.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Mandailing Natal kembali melanjutkan aksi ke kantor Bupati Madina, Rabu (18/10/2023)

Pantauan dalam aksi tuntutan mahasiswa terdengar dalam orasinya BEM, pemerintah daerah dinilai telah mati kepeduliannya terkait penanganan Stunting dan warga miskin di Madina.

“Kami datang kembali untuk mencari keadilan terkait penanganan Stunting di madina, sebelumnya diketahui seorang bocah menderita gizi buruk dinyatakan meninggal dunia tanpa mendapat perawatan atas derita yang dialaminya,” ujar Khoirul Amri Rambe di halaman kantor Bupati.

Dalam aksi, mahasiswa meminta ketua tim penanganan Stunting yaitu Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi untuk hadir menemui mahasiswa dan diminta menjawab pertanyaan mahasiswa dikemanakan anggaran dan seperti apa penggunanya.

“Ayo keluar ibu Wakil Bupati, mari berdebat dengan kami mahasiswa dan jelaskan bagaimana dengan penanganan Stunting,” ujarnya.

“Kami tidak berharap perwakilan, kami ingin berdebat dengan wakil bupati lulusan luar negeri itu untuk menjelaskan ke kami terkait penanganan Stunting di madina,” tambahnya lagi.

Read More

Mahasiswa mendesak dan meminta Wakil Bupati untuk menemui pendemo, ketidak hadiran wakil bupati menemui mereka, massa pun meluapkan kekecewaannya dengan membakar ban mobil di depan kantor bupati.

“Tujuan kami membakar ban ini adalah sebagai simbol membakar jiwa yang mati pemimpin kami, jangan halangi kami membakar ban ini, “ujar pendemo kepada polisi dan satpol pp yang meminta pendemo menghentikan bakar ban itu.

Ingat bapak ibu hukum alam pasti akan terjadi, bapak ibu mau menangkap kami, ayo tangkap kami kalau kami mahasiswa tidak boleh lagi menyampaikan aspirasi.

“Seharusnya bapak ibu menjaga kami bukan mengarahkan kami, kami disini menyampaikan aspirasi dan mempertanyakan penanganan Stunting,” ungkap mahasiswa.

Diketahui, mahasiswa menggelar aksi mulai pukul 10. 00 Wib, aksi tuntutan yang berjalan di depan kantor bupati itu hingga pukul 12.30 Wib, mahasiswa pun membubarkan diri dan menyatakan akan melakukan aksi tuntutan pada pukul 15.00 Wib. (Has)