WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Hingga Rabu (15/11/2023), beberapa titik material tanah longsor yang menutupi ruas badan jalan propinsi menuju Kecamatan Ulupungkut Kabupaten Mandailing Natal, belum selesai diangkat dan dibersihkan, akibatnya enam desa di wilayah itu masih terisolasi.
Hasil pengamatan, badan jalan menuju enam desa itu sama sekali belum bisa dilewati kendaraan roda empat. Sementara untuk kendaraan roda dua terpaksa harus didorong bahkan diangkat oleh warga jika hendak melewati tumpukan longsor itu.
Adapun keenam desa yang masih terisolasi yakni Desa Alahankae, Kelurahan Hutagodang, Hutapadang, Habincaran, Simpang Banyak Jae dan Simpang Banyak Julu.
Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kecamatan Ulupungkut pada Senin (13/11/2023) sore hingga tengah malam, mengakibatkan ruas jalan propinsi Muara Pungkut- Simpang Banyak itu tertimpa material longsor dibeberapa titik.
Dari enam titik yang tertimpa tanah longsor, baru lima titik yang yang selesai dikerjakan pengangkatan dan pembersihan material longsor oleh pihak UPT Dinas PU/PR Kotanopan.
Sementara titik terparah didapati di kawasan perbatasan Desa Simpang Duhu Lombang- Desa Alahankae Kecamatan Ulupungkut. Tumpukan tanah longsor bercampur batu-batuan yang menutupi badan jalan propinsi di titik ini mencapai 50 meter dengan ketinggian 20 meter.
Di Lokasi itu, terlihat dua alat berat yang diturunkan oleh UPT Dinas PU/PR Kotanopan jenis Excapator dan Backhoe Loeder dibantu dua unit dump truk masih terus bekerja mengangkat dan membersihkan material longsor.
Mengingat banyaknya material longsor yang menutupi badan jalan, pekerjaan di titik ini diperkirakan baru selesai dua atau tiga hari ke depan. Pekerjaan sedikit terkendala, karena material longsor harus diangkut dengan dump truk, tempat pembuangan tidak ada karena dibawah badan jalan didapati areal persawahan penduduk.
Lambannya penuntasan pembersihan juga disebabkan lokasi longsor yang sangat rawan, begitu alat berat mengangkat material longsor, batu-batuan masih terus berjatuhan dari bagian atas bukit. Ini juga diperparah dengan adanya air yang mengalir dari atas perbukitan.
Aminuddin Batubara selaku Kepala Desa Simpang Duhu Lombang yang dijumpai di lokasi longsor menyampaikan, meningkatnya intensitas curah hujan yang melanda daerah itu, telah menyebabkan tebing jalan yang tergolong terjal dan labil longsor dan menimpa badan jalan propinsi menuju wilayah itu dibeberapa titik.
“Tanah longsor ini terjadi pada Senin (13/11/2023) malam . Akibat pekerjaannya belum tuntas, dalam dua hari terakhir beberapa desa di Ulupungkut tidak bisa dilalui kenderaan. Kondisi ini tentunya perlu perhatian pemerintah, karena sangat menganggu aktifitas warga terutama bagi anak-anak yang bersekolah diluar Kecamatan Ulupungkut ,’ ucapnya.
Ia mengakui, kalau saat ini alat berat diturunkan UPT PU/PR sedang bekerja membersihkan tumpukan tanah longsor.
“Kita melihat tumpukan longsor sangat banyak dan sesekali muncul longsor susulan, sehingga diperkirakan pekerjaannya atau bisa dilalui kendaraan roda empat dalam dua hari lagi ,” ujarnya.
Sementara Camat Ulupungkut Mawardi Lubis yang dihubungi membenarkan bahwa jalan propinsi menuju Ulupungkut mulai dari Simpang Duhu Lombang menuju Alahankae belum bisa dilewati kendaraan roda dua maupun empat.
“Kami melihat saat ini di lokasi petugas dari UPT PU/PR Kotanopan masih bekerja mengangkat dan membersihkan material longsor. Tapi akibat panjang dan tingginya tumpukan longsor, kami juga memperkirakan ruas jalan dilewati paling cepat besok Kamis 16/11/2023) siang ,” terangnya.
Sedangkan Kepala UPT Dinas PU/PR Kotanopan Andi Hakim Matondang yang dihubungi di lokasi melalui Kasi BM UPT PU/PR Rahmatsyah Lubis mengatakan, hujan deras yang terus mengguyur wilayah Mandailing Natal dalam dua terakhir telah menyebabkan ruas jalan propinsi menuju Ulupungkut tertimpa tanah longsor di enam titik.
Untuk yang lima titik katanya sudah selesai dikerjakan, tinggal satu titik lagi yang kondisinya sangat parah antara Simpang Duhu Lombang- Alahankae. Semoga tidak ada kendala, sehingga dua alat berat dibantu dua unit dump truk dapat secepatnya mengangkat dan membersihkan material longsor.
“Saat ini sudah hari kedua kami mengadakan pembersihan.Alhamdulillah, lima titik sudah selesai, tinggal satu titik lagi. Kami memperkirakan, titik terakhir ini bisa tembus paling cepat besok hari atau Kamis (16/11/2023). Alat yang kita turunkan terkendala untuk tempat pembuangan material longsor, kondisi ini juga disebabkan material tanah yang terus berjatuhan dan banyak air yang mengalir dari atas bukit ,” sebutnya.
Menjawab pertanyaan terkait terkait adanya badan jalan yang abrasi, Rahmatsyah Lubis mengaku ditemukan ada empat titik di ruas jalan Muapungkut- Simpang Banyak itu dan titik terparah terdapat sebelum Desa Tolang.
Sampai hari kedua tersebut, pihaknya akan terus berupaya dan bekerja di lapangan untuk mengangkat dan membersihkan material longsor menutupi badan jalan dan semoga ke depan ini tidak ada longsor susulan.
Seperti diketahui, selama ini, kawasan Ulupungkut terkenal dengan daerah rawan longsor. Jika musim penghujan, tanah yang berada di atas bukit sangat labil dan akan jatuh menimpa badan jalan propinsi yang satu-satunya akses perekonomian warga belasan desa menuju luar daerah khususnya Kecamatan Kotanopan dan Panyabungan sebagai ibu kota Kabupaten Mandailing Natal. (Munir Lubis).