WARTAMANDAILING.COM, Padang Lawas – Di tengah kesulitan ekonomi yang dirasakan masyarakat Padang lawas, kini diperparah dengan langkanya bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.
Situasi sulitnya masyarakat palas memperoleh BBM disuarakan ketua Solidaritas Aktivis Mahasiswa Padang Lawas, ilham Soleh Harahap menyayangkan terjadinya kelangkaan minyak subsidi pertalite yang sudah berlangsung selama 2 minggu terakhir.
Ketua umum Solidaritas Aktivis Mahasiswa Padang Lawas (Sampal) Ilham Soleh Harahap menduga ada permainan oknum-oknum di dalam kelangkaan minyak subsidi pertalite tersebut.
Pasalnya beberapa oknum terlihat membawa jerigen ke SPBU untuk membeli minyak yang seharusnya itu tidak boleh dilakukan.
Kelangkaan minyak tersebut, kata Ilham, sangat berakibat kepada perekonomian masyarakat, semua kebutuhan pokok saat ini naik dengan drastis.
Anehnya, BBM jenis pertalite di Palas ahir-ahir ini rentan dengan kelangkaan, tapi di kios pinggir jalan ada saja ditemukan pengencer jual pertalite yakni di kisaran Rp.13000 dengan ukuran botol 1 liter.
“Untuk satu liter mereka meraup keuntungan Rp 3 ribu/liter, namun tidak ada tindakan dari pemerintah dan pihak keamanan khususnya kepolisian Polres Padang lawas, ini seakan ada pembiaran, “Kata Ilham kepada awak media, Rabu (21/02/2024) sore.
fhoto : Tampak di Mobil pik up membawa jeriken untuk mengisi BBM.
Parahnya, kata Ilham, saat ini kelangkaan BBM jenis pertalite semakin memuncak di SPBU, antrian memanjang, bahkan pemilik kendaraan kesusahan mendapatkan BBM, namun penjual ketengan masih banyak terlihat akibatnya pemilik kendaraan kesusahan
“Pengendara terpaksa harus merogoh isi kantongnya untuk 1 liter BBM dibandrol dengan harga Rp 18-20/liter membeli dari tengkulak alias pengecer ketengan, “ungkapnya.
Ilham berharap kepada Pemerintah Kabupaten Padang Lawas agar bertindak mengatasi ini, dan kepada kepolisian Polres Padang Lawas agar menyelidiki kelangkaan BBM jenis pertalite dan segera tindak pelakunya.
“Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan puasa, perekonomian masyarakat harus kembali normal, “pungkas ketua Sampal Palas. (Wahyu P Siregar)