WARTAMANDAILING.COM, Padang Lawas – Seorang pengantin wanita menghilang pasca sehari melangsungkan akad nikah, kejadian yang dilaporkan terjadi di Palas itu diketahui setelah mempelai pria menyampaikan prihal tersebut kepada pihak keluarga dan awak media.
Pengantin wanita bernama Asyuni sari dikabarkan menghilang setelah sehari menikah dengan Marijansyah Nasution. “Baru satu hari kami menikah Asyuni pergi tak tau kemana, “ujar Marijansyah kepada awak media, Jumat (10/5/2024)
Diceritakan Marijansyah, setelah Asyuni menghilang, sang suami kemudian melaporkan prihal menghilangnya istrinya kepada mertua dan pihak keluarganya.
Asyuni Sari wanita asal Desa Paran batu, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padang Lawas itu sudah sekitar 25 hari belum kembali rumahnya. Disebutkan pula bahwa Asyuni Sari dan Marijansyah menikah pada 16 April 2024.
Pernikahan mereka yang sederhana dan terbilang normal serta tak ada tanda-tanda mencurigakan. Bahkan, dalam foto pernikahan terlihat pasangan yang mengenakan Bulang dan Ampu di kepala serta pakaian pengantin adat Mandailing Merah hitam itu mereka tampak tersenyum bahagia.
Marijansyah menyampaikan tidak mengetahui apa penyebab dan alasan istrinya (Asyuni Sari -red) sehingga pergi meninggalkan dirinya seorang diri.
“Di momen seperti ini saya berharap bisa bahagia bersamanya, namun kini saya sudah sangat kecewa, “ujar Marijansyah yang akrab disapa Hamzah warga asal Desa Lubuk Kapundung Sulang Aling Madina yang kini menetap di Desa Pematang Barangan, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rakan Hulu, Provinsi Riau ini.
Sementara Ramses Hutagaul SH.MH dan Padamulia Hasibuan SH.MH selaku kuasa hukum Hamzah menyampaikan kepada awak media, kami telah melakukan musyawarah antara pihak keluarga Asyuni dengan keluarga Hamzah atas perbuatan dan tindakan yang mengecewakan dari Asyuni yang dinilai diluar kebiasaan itu.
“kita sebagai kuasa hukum sudah membicarakan kejadian ini beberapa waktu yang lalu kepada keluarga Asyuni Sari, dan hari ini kita ajak mereka kembali musyawarah secara kekeluargaan, kerena mereka menikah sah secara adat, agama dan negara, “kata Ramses, Jumat (10/05/2024) sore.
Musyawarah yang dihadir Kepala Desa, para tokoh agama, tokoh adat (Hatobangon) tersebut, kami beri waktu sampai akhir bulan ini agar bersama-sama mencari tau dan dimana keberadaan Asyuni, “istri abang kami Hamzah, “tutur Ramses.
Kami dari pihak mempelai Pria, kata Ramses, hanya meminta agar Asyuni segera ditemukan. “kalau memang dia tidak suka dengan bang Hamzah, dia terus terang aja, tidak ada masalah, biar diselesaikan dengan secara hukum, agar kiranya tidak ada hubungan antara mereka, karena mereka menikah secara adat dan agama yang sah, terbukti mereka mempunyai Buku Nikah atau Akta Nikah dari menteri agama, “terangnya.
Namun kalau tidak ada lagi, kabar berita atau niat baik dari Asyuni dan keluarganya, kami akan menempuh jalan terakhir, yaitu melaporkan prihal ini aparat penegak hukum, agar diproses secara hukum yang berlaku di negeri ini.
karena kami sudah dirugikan baik secara materi maupun jiwa, juga menanggung malu yang tak terhingga atas tindakan Asyuni, “jelas Ramses.
Padamulia Hasibuan menambahkan, bahwa secara pribadi ia merasa kecewa, dongkol dan malu atas kejadian ini, namun apa boleh buat dirinya menganggap ini merupakan cobaan kepada Hamzah dan keluarga.
“Saya secara pribadi merasa malu atas apa yang dilakukan Asyuni kepada Hamzah, sebab apa yang di inginkan keluarga Asyuni semua sudah di penuhinya, baik secara hukum adat, agama dan negara,” kata Padamulia Hasibuan.
Kekecewaan itu, kata Padamulia tidak terlepas dari perbuatan Asyuni yang tidak peduli dengan adat istiadat yang ada di daerah Tapanuli Selatan, yang konon adat digomgom ibadat (Adat sejalan dengan ibadah syariat Islam) sudah tercederai.
“Apa yang dilakukan Asyuni ini sudah lengkap mencederai adat, agama dan negara, “jelas Padamulia.
“Saya berharap agar Asyuni menyesali perbuatannya dan datang kembali, serta menyelesaikan masalah antara dia dan Hamzah, kalau memang mau cerai, yah cerai, jangan seperti ini, semua jadi malu akibat perbuatannya,’ tutup Padamulia. (Wahyu.P Siregar)