WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Syukuran usai panen atau memasuki masa tanam tanaman padi kembali, merupakan sebuah kearifan lokal yang masih tetap lestari di sebagian wilayah Kabupaten Mandailing Natal. Kegiatan itu, tidak hanya ditunjukkan untuk rasa syukur kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai sarana mempererat silaturrahmi di kalangan masyarakat petani.
Seperti halnya dilakukan puluhan kaum ibu di Desa Laru Dolok, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal pada Minggu (05/08/20240, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT mereka melaksanakan tradisi memasak lemang “Mangalomang” secara bersama sama. Pelaksanaan syukuran sudah menjadi rutinitas bagi mereka pasca panen.
Bertempat di pinggir areal persawahan Aek Lase Desa Laru Dolok, kaum ibu – ibu itu dengan suka rela mempersiapkan bahan- bahan untuk memasak lemang, mulai dari beras ketan (pulut), santan, garam, daun pisang dan bambu.
Dengan cekatan ibu – ibu bergotong royong memasukkan beras ketan dan santan kedalam bambu. Sebagain lagi dari mereka ada yang mempersiapkan api untuk tempat memasak lemang tersebut. Sesekali terdengar ibu-ibu itu tertawa, sebab di antara mereka ada yang suka bercerita – cerita lucu ala kampung. lemang pun dimasak.
Satu persatu lemang di angkat dan diletakkan di atas bara api yang sudah menyala. Selang beberapa lama, sebagian kaum ibu ada yang menuangkan santan tambahan kedalam bambu agar lemang terasa enak.
Holidah dan Rodiyah sebagai perwakilan ibu-bu Desa Laru Dolok menyampaikan, memasak lemang itu sengaja dilaksanakan sebagai bentuk syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan dengan hasil panen yang baik.
Para kaum ibu warga Desa Laru Dolok mempersiapkan adonan lemang.
Tradisi masak lemang usai panen di pinggir sawah ini sudah menjadi tradisi di desa ini yang terus dilaksakan setelah panen usai. Sedangkan lemang yang sudah di masak akan dibagi – bagikan kepada warga Desa Laru Dolok.
”Alhamdulillah hasil panen tahun ini cukup baik. Usai masa panen, di desa ini ada tradisi kegiatan masak lemang. Hari ini ada puluhan kaum ibu yang areal persawahannya berada di sekitar Aek Lase ikut memasak lemang. Peralatan untuk masak lemang mereka persiapkan sendiri. Mudah mudahan tahun depan hasil panen yang diperoleh semakin banyak,” kata keduanya.
Sementara Kepala Desa Laru Dolok Sahlan Rangkuti mengatakan, kegiatan masak lemang ini merupakan kegiatan kaum ibu di desanya. Suatu kegiatan yang baik apalagi mengharapkan keberkahan dan keridhoan dari Allah.
“Masak lemang bersama ini dilaksanakan di pinggir areal persawahan dan sudah menjadi tradisi sejak dulu yang dilakukan warga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas hasil panen yang baik di musim ini ,” ujarnya.
Lemang yang sudah siap di masak katanya, akan dibagi – bagikan kepada warga Laru Dolok secara bersama sama. Menikmati hidangan dipersiapkan yang menyimbolkan sebuah tradisi untuk mensyukuri hasil-hasil pertanian, khususnya padi yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat yang ada di desa.
Karena ini merupakan tradisi sebutnya, maka memasak lemang ini dilaksanakan setiap usai panen sudah merupakan tradisi masyarakat. Kita berharap di tahun depan, hasil panen warga akan bertambah.
“Banyak makna yang terkandung dalam tradisi syukuran ini. Selain momen silaturrahmi, juga untuk mendapatkan berkah dan keselamatan bagi petani atas hasil panen yang lumayan di musim tanam mendatang ini ,” tuturnya. (Munir Lubis).