WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Masyarakat Desa di kecamatan Tambangan terus dan konsisten memperkenalkan budaya bermain kepada dunia untuk anak-anak lewat program “Marmayam Keta”. “Marhape Emmajolo”, seperti yang digelar pada Minggu (21/7/2024)
Seru dan unik Program “Marmayam keta” (Bermain ayo) “Marhape Emmajolo” (Main Handphone Nggak la yau) ini di Desa Laru Dolok, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal.
Betapa tidak, program permainan leluhur yang di programkan untuk anak-anak, ternyata membuat kaum ibu- ibu desa itu juga tidak mau tinggal diam.
Puluhan omak-omak ini ambil inisiatif berkumpul kemudian langsung iku bermain bermain, salah satunya permainan warisan leluhur yaitu jembatan tapanuli.
Bermain jembatan Tapanuli, dua orang pemain saling berpegangan tangan ke atas bak rangka jembatan, sementara pemain lainnya lewat dari bawah tangan dua penjaga itu, biasanya permainan ini diikuti dengan nyanyian “Jambatan Tapanuli ise na tartangkup naparpudi”. di akhir lagu, tangan penjaga turun dan menangkap pemain yang melintas dari bawah tangan penjaga.
Meriah, itulah yang terlihat kalau sudah kaum ibu (omak-omak) ikut bermain permainan warisan leluhur.
Bukan saja, canda tawa yang muncul, tapi juga tingkah laku yang aneh yang membuat omak-omak lainnya tertawa.
Kontan saja, ulah ibu-ibu ini membuat warga lainnya tertawa. Saat moment dua orang mengangkat tangan ke atas, sedangkan yang lain melewati sambil bernyanyi dan kemudian barisan terakhir tertangkap, membuat ibu meronta dan tertawa terpingkal-pingkal.
Tidak lama berselang keriuhan omak-omak semakin menjadi, saat peserta yang tertangkap di tutup matanya kemudian di suruh menerka siapa orang yang di depannya.
Saat peserta yang ditutup mata menerka sambil memegang badan yang di depannya, banyak yang tertawa dan menjerit karena merasa geli saat bagian tubuhnya di pegang orang lain.
Kontan saja, aksi kocak ini membuat semua peserta tertawa. Mereka sepertinya cukup menikmati permainan ini. Bisa saja mereka teringat masa-masa kanak-kanak dulu.
Kepala Desa laru Dolok, Sahlan Rangkuti ditemui, Selasa (23/7/2024) mengatakan, kegiatan permainan warisan leluhur di desanya selain dilaksanakan anak-anak juga di ikuti kaum ibu-ibu.
Mereka ini berinisiatif berkumpul dan bermain sendiri. Walaupun mereka sudah omak-omak, mereka sepertinya cekatan melaksanakan permainan tempo dulu karena di zaman mereka dulunya anak-anak permainan ini sudah biasa mereka laksanakan.
Selain menambah kemeriahan suasana, aktivitas omak-omak ini juga tanpa secara langsung mereka sudah ikut mendukung program ini.
Bahkan, kegiatan yang mereka lakukan juga bisa mengatasi pemakaian aktivitas handphone yang berlebihan di kalangan omak-omak.
Sahlan Rangkuti menyampaikan, selain permainan anak tentunya, di desanya juga setiap minggunya di laksanakan senam untuk lansia dan omak-omak.
Setelah itu baru diberikan makanan tambahan untuk lansia. Program ini akan terus dilaksanakan setiap minggunya di desanya, sebab anggaran untuk permainan warisan leluhur dan makanan tambahan untuk lansia dan anak-anak sudah di anggarkan.
Agar Terjaga Dari Perubahan Arus Modernisasi Begitu Maju, Pemerintah Kecamatan Tambangan Gelar Festival Permainan Leluhur.
Seru! Para omak-omak bermain permainan Jambatan Tapanuli
Seperti diketahui, sebagai upaya membatasi anak-anak dari penggunaan gadget yang berlebihan, Pemerintah Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal menggelar Festival Permainan Leluhur dan Pemberian Makanan Tambahan kepada anak-anak dan balita se- Kecamatan Tambangan dipusatkan di Desa Muaramais Kampung, Kamis ( 06/06/2024) lalu.
Melalui festival itu, anak-anak di seluruh Kecamatan Tambangan dapat merasakan kegembiraan dan kesenangan melalui berbagai permainan tradisional.
Sekaligus mengenali dan menyenangi warisan budaya mereka agar tidak terpengaruh dampak negatif yang diakibatkan gadget.
Terpisah Camat Tambangan Enda Mora Lubis pada Selasa (23/07/2024) menyampaikan, festival permainan leluhur bertujuan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali permainan tradisional yang syarat dengan nilai-nilai positif dan nilai-nilai budaya yang ber kearifan lokal, membangun kebersamaan, serta membiasakan aktivitas fisik yang sangat penting bagi kesehatan.
Pemerintah Kecamatan Tambangan bersama seluruh kepada desa berkomitmen untuk melestarikan dan mengenalkan kembali permainan leluhur kepada anak-anak, serta sekaligus dalam rangka menangkal dampak negatif dari kemajuan digital dan game online yang semakin marak di kalangan anak-anak.
Artinya, pemerintah, lurah dan kepada desa se- Kecamatan Tambangan melakukan gagasan dan dorongan untuk mengenalkan dan mengarahkan kesibukan anak-anak terhadap permainan-permainan leluhur yang dinilai sangat positif dalam melatih dan perkembangan anak anak.
“Kami dari pemerintah, lurah dan kepala desa se- Tambangan menghadirkan solusi kepada anak-anak. Melalui permainan leluhur kita berharap akan mampu mewujudkan anak-anak yang sehat, kreatif, cerdas, dan berkarakter. Mereka tidak lagi cenderung atau dapat kita batasi dari penggunaan gadget yang berlebihan ,” katanya.
Disisi lain kata Enda Mora permainan tradisonal harus dijadikan kembali pada tempatnya agar semua pihak dapat mengenalkan dan memainkan permainan leluhur bersama anak.
“Apalagi permainan tradisional merupakan permainan yang erat kaitannya dengan tradisi masyarakat yang biasanya memakai bahan dan barang-barang sederhana yang banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari masyarakat, ” tuturnya. (Munir Lubis).