WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Beberapa hari belakangan ini masyarakat di wilayah kota Panyabungan dibuat resah karena ulah oleh orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang berkeliaran, baik dijalan protokol bahkan dikawasan pemukiman masyarakat, akibatnya, warga masyarakat resah terutama mereka yang memiliki anak-anak dibawah umur.
ODGJ seperti yang ada di area Serbaguna Kelurahan Sipolu polu serta ODGJ yang tinggal di trotoar jalan, tepatnya dekat pembuangan sampah atau samping Mandailing coffee Pidoli.
Pada Minggu (24/11/2024) ODGJ itu tampak mondar-mandir dengan pakaian lusuh di area samping pagar gedung serbaguna, sesekali dia pindah duduk ke ruang belakang kantor serbaguna tersebut.
Terkait hal ini masyarakat berharap agar Pemkab Madina melalui OPD terkait untuk segera melakukan penertiban. Hal tersebut sesuai dengan perintah undang-undang.
Terpantau, Jumlah ODGJ yang berkeliaran di seputaran jalan Willem Iskander dan pemukiman warga Panyabungan sekitar mencapai lebih dari 6 orang. Dan kehadiran ODGJ ini juga kerap mengganggu ketentraman masyarakat sekitar.
Salah seorang warga Panyabungan, Ismail Saleh mengatakan ODGJ tersebut sudah berbulan-bulan berkeliaran hingga membuat warga resah serta anak kecil dan pengendara sepeda motor.
“Kita dibuat resah, apalagi salah satu ODGJ itu pernah melempari saya dengan batu bata, untuk tidak kena dan kejadian itu tepatnya di Kelurahan Kayu Jati, “ujar Ismail.
Dia mengatakan, masyarakat khawatir ODGJ itu masuk ke pemukiman warga dan berbuat onar hingga merugikan masyarakat.
“Kalau di seputaran jalan Willem Iskander ini sekitar 6 orang, kami khawatir ODGJ itu masuk ke dalam pemukiman warga dan berbuat onar, “ujarnya.
Tidak hanya ODGJ, menurut Ismail pengemis jalanan yang melibatkan anak hingga orangtua renta juga turut menghiasi jalanan kota Panyabungan dan sekitarnya. Terkait hal itu, dirinya mengaku aktivitas pengemis itu juga cukup meresahkan.
“Sebenarnya kita kasihan dengan mereka, namun terkadang bisa juga menyebalkan, “ungkapnya.
Tidak dijelaskannya, apa yang membuat dirinya merasa menyebalkan karena ada sejumlah anak dibawah umur dan orangtua renta cukup berani meminta-minta di jalanan hingga ke cafe-cafe.
“Kita kasihan, karena sebagian dari mereka anak kecil dan jompo berkeliaran melakukan hal-hal seperti itu, “tuturnya.
“Parahnya lagi saat kita berada di warung, sebentar saja nongkrong disitu sudah ada 3 sampai 5 orang pengemis yang datang meminta-minta, harusnya hal ini juga perlu diterbitkan dan dicari solusinya, karena kasihan dengan mereka, “tutupnya. (Has)