Antisipasi Kerusakan Parah, Warga Tiga Desa di Kotanopan Swadaya Normalisasi Aliran Sungai

Tanggul atau pintu air irigasi Saba Pasir Desa Singengu yang mengalami kerusakan akibat diterjang luapan sungai Batang Gadis beberapa bulan yang lalu. (Wartamandailing/ Munir Lubis).
Tanggul atau pintu air irigasi Saba Pasir Desa Singengu yang mengalami kerusakan akibat diterjang luapan sungai Batang Gadis beberapa bulan yang lalu. (Wartamandailing/ Munir Lubis).

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Masyarakat petani dari tiga desa bekerjasama dengan Kepala Desa dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam) Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, gotong royong meluruskan aliran sungai Batang Gadis, Sabtu (07/12/2024).

Pelurusan aliran sungai Batang Gadis tersebut dilakukan guna mengantisipasi semakin meluasnya kerusakan tanggul atau pintu air irigasi Saba Pasir yang terdapat di wilayah tiga desa yang telah hancur akibat diterjang banjir beberapa bulan yang lalu.

Warga yang bergotong royong berasal dari Desa Singengu Julu, Desa Singengu Jae dan Desa Sabadolok. Sedangkan biaya normalisasi sungai dengan menggunakan alat berat ini berasal dari swadaya masyarakat dari tiga desa.

Normalisasi sungai Batang Gadis ini dilaksanakan setelah Kepala Desa dan Forkopincam Kotanopan melaksanakan rapat beberapa hari yang lalu di aula kantor Camat Kotanopan.

Sambil menunggu perbaikan irigasi dari pemerintah, warga minta aliran sungai Batang Gadis yang mengarah ke tanggung ( pintu air) irigasi Saba Pasir yang panjang sekitar seratus meter dinormalisasi agar kerusakannya tidak meluas.

Tampak hadir di lokasi pelurusan sungai Kepala Desa Singengu Jae Erwin Efendi, Kepala Desa Singengu Julu Maraginda Hami dan Kepala Desa Sabadolok Syahnan Arifin.

Juga Camat Kotanopan Agus Salim, Danramil 014 Kotanopan Kapten Inf Syaiful Abdi, Kapolsek AKP Parsaulian Ritonga bersama anggota dan pihak terkait lainnya.

Read More

Kepala Desa Singengu Julu Maraginda Hakim didampingi Kades Singengu Jae Erwin Efendi dan Kades Sabadolok Syahnan Arifin mengatakan, normalisasi sungai Batang Gadis ini murni sebagai tindakan antisipasi untuk pergeseran/ pelurusan aliran sungai , agar pintu air irigasi tidak semakin meluas diterjang oleh derasnya aliran sungai.

Selama ini katanya, tanggul ataupun pintu air irigasi sudah rusak akibat terjangan arus sungai Batang Gadis saat banjir. Kondisi ini akan menyebabkan hampir seratus hektar areal persawahan Saba Pasir akan kekurangan air yang mengakibatkan hasil panen masyarakat petani disana jauh berkurang.

“Apabila tindakan antisipasi untuk pergeseran/ pelurusan aliran sungai Batang Gadis tidak segera dilakukan, maka sangat besar kemungkinan pintu air irigasi akan semakin hancur dan mengakibatkan kekeringan ke areal persawahan petani yang luasnya sekitar seratus hektar di hilir ,” ucap Maraginda Hakim.

Dikatakan, pelurusan sungai yang ada disekitar pintu air Saba Pasir berlangsung selama enam hari, terhitung mulai Sabtu ( 07/12/2024) hingga Kamis (12/12/2024).

Apabila keadaan alam tidak memungkinkan untuk bekerja sesuai urutan tanggal diatas, akan ditukar dengan hari yang lain, namun tetap tidak melebihi jumlah hari yang disepakati.

Ditambahkannya, setelah normalisasi sungai ini siap, pihaknya berharap akan ada upaya perbaikan tanggul irigasi dari pemerintah.

“Kita berharap agar pemerintah segera memperbaiki tanggul irigasi yang rusak ini. Sebab, kalau kerusakan tidak segera ditangani, kemungkinan besar akan sangat mempengaruhi petani untuk bisa mengolah areal persawahannya dengan baik, ” tambahnya.

Sementara Camat Kotanopan Agus Salim ditemui dilokasi menyampaikan, pelurusan sungai Batang Gadis dengan mengoperasikan alat berat dilakukan karena adanya permohonan masyarakat petani beserta ketiga Kepala Desa Singengu Jae, Singengu Julu dan Sabadolok kepada Forkopincam Kotanopan beberapa hari yang lalu.

Jadi pelaksanaan normalisasi ataupun pelurusan sungai merupakan tindak lanjut dari permohonan masyarakat. Maksudnya, pekerjaan yang bertujuan untuk pelurusan/ pergeseran aliran sungai merupakan hasil kesepakatan bersama masyarakat petani, ketiga kepala desa serta jajaran Forkopincam Kotanopan.

“Kalau tindakan antisipasi tidak segera kita lakukan yaitu dengan meluruskan aliran sungai yang mengarah ke irigasi Saba Pasir itu, kemungkinan besar kerusakan pintu air irigasi akan semakin parah yang nantinya bisa mengakibatkan kekeringan terhadap seratusan hektar areal persawahan petani meliputi ketiga desa ,” ujarnya.

Jajaran Forkopincam Kotanopan ketika diabadikan bersama ketiga kepala desa disela-sela kegiatan gotong royong perbaikan irigasi Saba Pasir Kotanopan, Sabtu ( 07/12/20245). (Wartamandailing/ Munir Lubis).

Menurut Camat, agar pekerjaan ini siap selama enam hari sesuai dengan rencana, pihak Forkopincam akan terus mengawasi penggunaan alat berat ini. “ Untuk memastikan penggunaan alat berat dimaksud akan dilakukan pemantauan dari unsur Forkopincam ,” tuturnya. (Munir Lubis).

Related posts