Tak Dapat Perawatan Semestinya Hingga Pasien Meninggal Dunia, Suami Korban : Dirut dan Dokter RSUD Akan Dilaporkan

Sairin Rangkuti, Suami Korban saat ditemui wartawan, Rabu (6/10/2025) fhoto : Istimewa.
Sairin Rangkuti, Suami Korban saat ditemui wartawan, Rabu (6/10/2025) fhoto : Istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sahrida Nasution, warga miskin asal Desa Hutabargot Setia, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal, akhirnya meninggal dunia, Rabu (14/5/2025). Ia tidak mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan sebagaimana mestinya.

5 bulan telah berlalu. Direktur RSUD Panyabungan dan juga Dokter tidak ada itikad baik hingga kini Sairin Rangkuti suami korban bersuara dan menyatakan akan menempuh jalur hukum.

“Saya akan membuat laporan pengaduan resmi ke Polres Mandailing Natal, akan saya laporkan dokter Syafran selaku yang merawat dan Dirut dr Rusli Pulungan, “ucap Sairin kepada wartawan, Senin (6/10/2025).

Suami korban mengatakan pihak RSUD yang sebelumnya pernah berjanji akan datang ke rumah untuk menyelesaikan persoalan yang menyebabkan istrinya meninggal dunia, namun, hingga sampai saat ini Sairin mengaku tidak satupun dari pihak rumah sakit itu datang menemuinya.

“Setelah istri saya meninggal, dokter Rusli berjanji akan menyuruh dokter Safran datang ke rumah kami untuk meminta maaf atas kelalaian pihak rumah sakit. 5 bulan sudah kami menanti, namun tidak satupun yang datang ke rumah kami sampai sekarang ini”, ungkap suami korban.

Atas hal itu, Sairin mengaku kecewa terhadap pihak RSUD dan menganggap bahwa persoalan yang menyebabkan istrinya meninggal dunia pihak RS seolah mendiamkan masalah ini tanpa ada rasa bersalah sedikitpun, sehingga dirinya sebagai suami menyatakan akan terus menggugat dan menempuh jalur hukum.

“Saya kecewa atas hal ini dan saya akan menggugat masalah ini ke jalur hukum, sebab keluarga besar saya pun tidak ada yang menerima persoalan ini didiamkan begitu saja tanpa ada perasaan bersalah dari pihak RSUD termasuk dokter spesialis, “sebutnya lagi.

Bacaan Lainnya

Kepada awak media, Sairin Rangkuti menjelaskan kronologi awal pertama Almarhumah istrinya dibawa ke RSUD hari Minggu (11/3/2025) lalu. Namun sampai Rabu (14/3/2025) sore akhirnya istri Sairin meninggal dunia tanpa ada penanganan dari pihak rumah sakit yang beralasan bahwa saat itu dokter spesialis penyakit dalam tidak masuk dikarenakan tanggal merah (libur).

“Alasan pihak rumah sakit ke saya katanya dokter spesialis tidak masuk karena tanggal merah”, ucapnya.

Setelah kejadian, kata Sairin pihak rumah sakit menyuruhnya datang ke rumah sakit dalam kondisi berduka, hal itu terjadi atas ajakan oknum berinisial OR. Sairin mengaku ditawarkan amplop oleh pihak rumah sakit, namun ia ditolak karena dirinya tidak membutuhkan uang melainkan keadilan yang telah menyebabkan istrinya meninggal dunia.

“Beberapa hari setelah istri meninggal, pihak rumah sakit menyuruh saya datang dan di ajak oleh berinisial OR, setiba di RSUD saya ditawarkan amplop yang sama sekali tidak saya ketahui apa isinya, saya menolak itu karena saya tidak mengharapkan uang, saya hanya butuh keadilan, “sebutnya.

“Lalu, amplop itu diberikan kepada anak saya dengan alasan pemberian itu tidak ada kaitan dengan kejadian melainkan hanya sebagai santunan saja, dan itu tidak atas seizin saya”, tegas sairin rangkuti.

Adanya pemanggilan dirinya ke RSUD pada waktu itu sama sekali tidak mengetahui kepentingan apa, dan bahkan ia mengaku merasa dijebak karena sampai di RSUD tiba-tiba sudah bicara perdamaian, sementara dirinya masih dalam suasana berduka. Dalam pertemuan itu ia terpaksa menerima permintaan maaf dari pihak rumah sakit tanpa panjang lebar dan langsung pergi.

“Saya memaafkan mereka waktu itu bukan berarti semuanya selesai, karena saya merasa dijebak, disuruh datang dan berdamai secara tiba-tiba. dan kala itu saya nyatakan tidak akan memaafkan persoalan yang mengakibatkan istri saya meninggal, jika mereka tidak datang menemui saya dan keluarga besar saya di rumah, “tutupnya. (*)

Contoh Gambar di HTML